Figur Rektor UI Harus Visioner dan Tetap Komitmen Cetak SDM Unggul

Ilustrasi mobil listrik karya Universitas Indonesia
Sumber :
  • Dokumen Universitas Indonesia

VIVA – Universitas Indonesia akan dipimpin rektor baru untuk periode 2019-2024. Figur yang terpilih diharapkan berpengalaman dan punya visi ke depan untuk tetap komitmen membawa UI sebagai salah satu barometer pendidikan di Tanah Air.

Daftar Deretan Kampus Besar di Amerika Serikat yang Demo Dukung Palestina

Anggota Komisi X DPR yang membidangi pendidikan, Itet Tridjajati Sumarijanto mengatakan saat ini perguruan tinggi di Tanah Air, termasuk UI menanggung beban berat untuk mempersiapkan kualitas sumber daya manusia atau SDM.

Itet berharap, rektor baru UI nanti makin komitmen menyiapkan program yang positif untuk mencetak mahasiswa sebagai SDM unggul. Sebagai pimpinan, figur tersebut mesti punya kualifikasi akademik.

Apakah Sekolah Masih Penting? Apakah Generasi Muda Harus Memiliki Cita-Cita?

"Itu juga tugas rektor bagaimana kualifikasi akademisi dengan visi misi untuk bisa merangkul jajarannya untuk mempersiapkan bibit unggul ini," kata Itet, dalam keterangannya, Rabu 28 Agustus 2019.

Pengamat pendidikan Itje Chodidjah punya harapan kepada rektor UI yang baru nanti. Kata dia, semangat membawa visi misi yang sesuai dengan civitas akademika di UI harus bisa dipertahankan.

Mahfud MD Blak-blakan Soal Langkah Politik Berikutnya Usai Pilpres 2024

Menurut Itje, calon Rektor UI dari luar kampus bisa memberikan nilai lebih. Asalkan almamater UI dan mengabdi di sektor pendidikan maka tak ada masalah.

"Yang penting, semangatnya membawa visi dan misi yang sesuai dengan civitas akademika di UI. Mestinya enggak jadi masalah," ujar Itje.

Sebelumnya, Panitia Penjaringan dan Penyaringan Calon Rektor (P3CR) UI sudah menyeleksi dan kemudian menetapkan 21 nama calon kandidat Rektor UI. Salah satu nama adalah Arissetyanto Nugroho yang pernah menjabat Rektor Universitas Mercu Buana (UMB).

Arissetyanto merupakan alumni Fakultas Teknik UI pada 1992. Lalu, ia juga lulusan Magister Manajemen FEUI pada 1999. Karirnya pun dimulai dengan menjadi dosen di UMB. Saat menjadi Rektor UMB, ia mampu memimpin perguruan tinggi swasta itu masuk jajaran kampus unggulan.

Terkait namanya yang mencuat, Arissetyanto menjawab diplomatis. Sebab, dirinya sudah lama mengabdi untuk pendidikan.

"Menurut saya biasa saja. Apa yang saya lakukan sudah sewajarnya, itu kan bentuk pengamalan Tri Dharma Perguruan Tinggi," ujar Arissetyanto.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya