Kabut Asap Teror Jambi, Kain Kafan Jadi Simbol Selamat Datang

Kabut asap, patung selamat datang di Jambi dikafani
Sumber :
  • VIVAnews/Syarifuddin Nasution

VIVA – Patung penari selamat datang di Jambi, dikafani oleh warga sebagai bentuk pukulan terhadap Pemerintah Jambi, yang tidak bisa mengatasi kebakaran hutan dan lahan, sehingga kabut asap meningkat di Jambi. 

Gandeng BRIN, SDGI Accelerator Ditargetkan Lahirkan Inovasi Bisnis Masa Depan

Aksi warga yang kurang lebih dari sepuluh orang tersebut, tampak mengafani, serta memakaikan masker satu persatu patung penari yang jumlahnya belasan tersebut, dengan slogan agar patung penari sudah meninggal karena kabut asap. 

Kordinator aksi warga, Tajri Dannur mengatakan, tujuan diberinya kafan dan masker ke patung agar pemerintah tetap tegas terhadap perusahaan perkebunan yang membuka lahan dengan cara membakar. 

Asosiasi Rumah Sakit Swasta Minta Pemerintah Tak Buru-buru Terapkan KRIS: Karena Tidak Urgent

"Ini bentuk pukulan terhadap pemerintah, terkait kabut asap meningkat di Jambi, " ujarnya. 

Tajri menyebutkan, pemerintah juga terlambat menangani kabut asap, karena pembunuh massal sudah datang ke Jambi. 

Jokowi Bocorkan Kriteria Pansel Capim KPK

"Kabut asap ini saya katakan pemerintah terlambat dan kalau tidak salah, kita mendengar di rumah dinas gubernur itu diadakan pertemuan dengan Forkompinda membahas masalah senjata pembunuh massal di rumah dinas gubernur Jambi," ungkapnya. 

 "Maksud patung  ini adalah rentetan acara 2015 dahulu dan ini patung kita kasih masker dengan slogan, biarkanlah kami hidup ini mati, asalkan jangan patung ini mati," kata dia.  

Sejak 2016, kabut asap tidak pernah singgah di Jambi, dan begitu juga tahun 2017 dan 2018. Namun, di 2019, kabut asap melanda Jambi.

"Artinya, yang dahulu sakit mungkin sekarang sudah mati dan patung ini bisa mati, apalagi kita sebagai manusia," kata dia. 

Terkait permasalahan kebakaran, Tajri menyebutkan bahwa perusahaan ada yang membakar hutan dan lainnya akibat kelalaian masyarakat.

"Kalau kita mencari salah, memang ada beberapa perusahaan membakar sengaja dengan cara membakar. Ada juga hutan ini terbakar, karena kelalaian masyarakat seperti membuang putung rokok sembarangan, sehingga terbakar apalagi saat ini musim kemarau," kata koordinator aksi. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya