Curhat Masyarakat Riau Akhir Pekan Penuh Kabut Asap

Suasana arus lalu lintas di Jalan Hangtuah, Tenayan Raya, Kota Pekanbaru, Riau, yang lengang pada Minggu, 22 September 2019.
Sumber :
  • VIVAnews/Bambang Irawan

VIVA – Langit tak lagi biru kecuali jerebu yang menyerupai awan. Pemandangan semacam ini sudah berlangsung sejak berbulan-bulan lalu. 

Sahroni Minta Polri All Out usut Kasus Karhutla: Tak Mungkin Murni Faktor Cuaca

Asap tebal yang terjadi beberapa waktu terakhir muncul dari kebakaran hutan dan lahan di sejumlah wilayah. Belum lagi kondisi ini diperburuk dengan asap kiriman dari daerah tetangga.

"Saya baca berita pagi, ada pula asap kiriman dari daerah lain, jadi kita harus bagaimana lagi," kata Syahrul kepada VIVAnews, Minggu, 22 September 2019.

Malaysia Kirim Surat Soal Kabut Asap, Jokowi: Saya Sudah Perintahkan Panglima, Kapolri, dan Pemda

Bapak tiga anak itu mengaku merindukan cuaca yang bersih seperti sediakala. Biasanya dia bersama keluarganya beraktivitas santai saat akhir pekan. Tetapi sekarang terpaksa di dalam rumah saja karena kabut asap tak kunjung menghilang.

Di lokasi terpisah seorang pedagang makanan, Susanti (30 tahun), mengaku gundah dengan bencana asap yang terjadi. Ia begitu khawatir mengenai kesehatan dua anaknya yang masih balita.

Kabut Asap Semakin Mengkhawatirkan, Pemerintah Malaysia Kirim Surat ke Indonesia

"Kita orang dewasa saja enggak kuat, apalagi anak-anak. Pemerintah sudah siapkan rumah singgah tapi tak semudah itu. Makan harus dicari, rumah harus dijaga, sementara nasib anak-anak tetap jadi perhatian juga," keluhnya.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Riau, 22 September 2019, sebagian besar wilayah cerah berawan sejak pagi. Sementara malam hingga dini hari cerah berawan hingga seluruh wilayah Riau.

Meski demikian masyarakat Riau diminta untuk waspada terhadap penurunan kualitas udara dan jarak pandang akibat peningkatan polusi udara berasal dari kebakaran hutan dan lahan. Menurut data Indeks Standar Pencemaran Udara, kualitas udara di Kota Pekanbaru sudah masuk pada level berbahaya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya