- VIVAnews/Foe Peace Simbolon
VIVA – Pemeriksaan musisi Ananda Badudu berawal dari pengakuan salah seorang mahasiswa yang diamankan dalam aksi demo mahasiswa yang ricuh di depan Gedung DPR/MPR pada Selasa 24 September 2019. Mahasiswa itu dari UIN bernama Nabil.
Menurut Polda Metro Jaya, Nabil diamankan karena memegang handy talky milik aparat kepolisian yang bertugas melakukan pengamanan unjuk rasa. Dalam pemeriksaan, Nabil mengaku pada polisi dapat transferan sebanyak Rp10 juta dari Ananda.
"Setelah kita lakukan pemeriksaan, yang bersangkutan mendapatkan kiriman transfer dari Ananda Badudu sebesar Rp10 juta," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Jumat 27 September 2019.
Atas dasar itu lah, alhasil polisi perlu keterangan Ananda. Polisi mau tahu apa maksud Ananda mentransfer uang ke rekening Nabil. Polisi mengklaim tak mau masalah terus berlarut sehingga dini hari tadi Ananda langsung dijemput. Setelah diperiksa, kemudian Ananda dipulangkan.
"(Uang) Untuk partisipasi kegiatan unjuk rasa di situ," katanya.
Dia menyebut kalau uang hanya ditransfer ke Nabil oleh Ananda. Dalam kasus ini, lantaran ucapan Nabil soal temuan HT polisi yang viral di media sosial hingga akhirnya membuat Nabil jadi tersangka.
Namun, per sore ini kasus dihentikan setelah pertimbangan polisi melihat usia mereka yang masih produktif serta Nabil akan menyelesaikan studinya akhir tahun ini.
Sebelumnya diberitakan, Ananda dikabarkan ditangkap tim Resmob Polda Metro Jaya, dari indekosnya di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Jumat, 27 September 2019.
Kuasa hukum Ananda Badudu, Saleh Al Ghifari membenarkan soal itu. Ananda dibawa dari indekosnya sekitar jam 04.30 WIB. "Dia lagi tidur, kosnya didatangi polisi," ujarnya saat dihubungi VIVAnews, Jumat, 27 September 2019.
