Jokowi Disebut Bisa Jadi Sasaran Seperti Wiranto

Wiranto dan Presiden Jokowi, saat Rapimnas Partai Hanura, Bali, 3 Agustus 2017.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Agus Rahmat.

VIVAnews - Pemerhati terorisme, Al Chaidar Abdul Rahman Puteh menyebutkan, kelompok-kelompok teroris saat ini sudah punya daftar hitam atau "Aimmatul kufur", yang merupakan daftar target yang akan diserang.

Ledakan di Klapanunggal Bogor Terkait Teroris? Ini Kata Polisi

Wiranto, Moeldoko, Luhut Binsar Pandjaitan, Tito Karnavian, adalah empat nama di antaranya. Menurut Al Chaidar, ancaman ini sangat serius dan sangat real.

Dua bulan lalu, kata Al Chaidar, dugaan akan terjadinya serangan terhadap sejumlah pejabat publik sudah diinformasikan oleh aparat Kepolisian. Mereka tergabung dalam kelompok teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang berafiliasi kepada Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

Rusli Ditembak dan Dibakar Pemberontak OPM Pimpinan Undius Kogoya, Panglima TNI: Kita Kejar!

“Dari kelompok teroris, sudah ada daftar hitam atau yang merupakan daftar target yang akan diserang oleh para teroris. Ini ancaman yang sangat serius,” kata Al Chaidar melalui pesan singkatnya, Sabtu 12 Oktober 2019.

Al Chaidar menilai, intelijen mungkin saja kecolongan atas insiden penyerangan terhadap Wiranto pada Kamis 10 Oktober 2019. Namun, juga harus disadari bahwa intelijen tidaklah bisa disebut sebagai pihak yang harus bertanggung jawab secara tunggal, karena memang sistem hukum di Republik Indonesia tidak membenarkan penangkapan terhadap terduga teroris, sebelum ada bukti-bukti awal yang jelas dan tegas atas keinginan mereka untuk melakukan serangan.

Alasan Tesla Cybertruck Cocok Jadi Mobil Patroli Kepolisian AS

“Bahan-bahan yang mereka miliki adalah senjata rumahan dan alat-alat dapur saja. Dan, itu tidak masuk dalam daftar alat bukti yang dipandang sebagai bahan terlarang. Semua rumah tangga memiliki pisau dan gunting di rumahnya,” ujar Al Chaidar.

Selain itu, kata Al Chaidar, Presiden Joko Widodo yang populis, akan mudah sekali menjadi sasaran serangan kelompok teroris. Karena, kebiasaannya berbaur dengan masyarakat.

“Teroris, bisa saja masuk melalui kerumunan untuk menyerang. Harus ada pemantauan yang serius dari Paspampres (Pasukan Pengamanan Presiden) atau intelijen tentang hal ini,” tutur Al Chaidar. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya