Penangkapan Teroris di Bekasi, Densus Bawa Tiga Kantong Kresek Hitam

Penangkapan teroris di Bekasi
Sumber :
  • VIVAnews/Dani

VIVA – Densus 88 Antiteror Indonesia diketahui telah mengamati terduga pelaku terorisme Ahmad Birawan selama beberapa pekan terakhir. Setelah menangkap Ahmad hari ini, Densus mengamankan barang bukti sebanyak tiga kantong kresek. 

BNPT: 148 Teroris Ditangkap Sepanjang Tahun 2023, Didominasi JI dan JAD

"Saya bersama warga melihat polisi membawa tiga kantong kresek warna hitam dari kamar Ahmad," kata Ketua RT 26, Adnan Brawijaya, Minggu 20 Oktober 2019.

Adnan menceritakan polisi mulai memantau pergerakan Ahmad setelah penangkapan seorang dosen nonaktif Institut Pertanian Bogor (IPB) Abdul Basith yang ditenggarai sebagai otak dibalik rencana aksi makar pada aksi Mujahid 212 pada, Sabtu 28 September 2019. 

5 Fakta Penangkapan Teroris di Bekasi yang Merupakan Karyawan PT KAI

Kedatangan pihak kepolisian itu, kata Adnan, selalu menanyakan kediaman Ahmad Birawan. Sebab, saat itu polisi mengikuti Ahmad Birawan dari DKI Jakarta sampai dengan indekosnya yang berada di Kavling Agraria di Bekasi Selatan.

Selain itu, polisi juga meminta dirinya untuk tidak bicara kepada siapa-siapa karena sedang melakukan pengawasan terhadap pelaku. "Polisi diam di warung selama dua minggu lebih," jelasnya.

Sempat Baku Tembak, Total 6 Tersangka Teroris Ditangkap Densus 88 di Lampung

Bahkan, selain pengamanan pelaku, anggota Densus juga berhasil mengamankan sejumlah barang bukti. Hanya saja, dia tak tahu secara detil yang dibawa petugas ke dalam mobil. 

Sebelumnya, Densus 88 Antiteror Mabes Polti meringkus satu terduga pelaku makar bernama Ahmad Birawan di Kavling Agraris, ?Jalan Melon Nomor 10, RT? 03 RW 26, Kelurahan Kayuringin Jaya, Kecamatan Bekasi Selatan Kota Bekasi, Minggu 20 Oktober 2019. 

Ahmad Birawan ditangkap berdasarkan hasil pengembangan penetapan tersangka dosen nonaktif Institut Pertanian Bogor Abdul Basith yang merakit bom molotov untuk aksi Mujahid 212 pada Sabtu, 28 September 2019. Ahmad dibawa Densus 88 ke Mabes Polri untuk pengembangan keterkaitan dalam aksi mujahid.

Konon, Abdul Basith diduga menjadi otak pemasok bom molotov saat aksi Mujahid 212. Dia juga memproduksi dengan dibantu rekannya berinisial S alias L. Lewat L dan OS yang bertugas mencari dana untuk eksekutor di lapangan, merekrut JAF, AL, NAD, dan SAM, YF, ALI dan FEB. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya