VIVAnews - Belum reda soal isu soal mobil mewah menteri dan para pejabat negara, saat ini muncul masalah pembelian pesawat kepresidenan atau pesawat VVIP.
Menanggapi polemik soal pesawat presiden, Menteri Sekretaris Negara, Sudi Silalahi mengatakan ide pembelian pesawat itu justru datang dari DPR.
Kata dia, pada saat pembahasan anggaran 2010, DPR menyarankan untuk membeli pesawat karena lebih murah dibandingkan dengan menyewa pesawat.
"Ini coba kita kaji ternyata betul lebih murah kalau pengadaan pesawat sendiri, dengan pertimbangan itu maka setuju. Berulang kali yang dorong adalah DPR bukan pemerintah," kata dia di halaman Istana Negara Rabu 27 Januari 2010.
Menurutnya hal itu sudah dibahas beberapa kali dengan Komisi II DPR. Setelah pemerintah menimbang hal itu efektif maka diputuskan untuk membeli pesawat sendiri.
"Namun sampai sekarang kan belum ada pesawatnya," kata Sudi.
Ditambahkan dia, sampai sekarang belum ada rencana pembelian pesawat kepresidenan, namun beberapa perusahaan pesawat seperti Boeing sudah menawarkan diri. Rencananya, jika memang jadi membeli pesawat, pembayarannya akan dicicil yang nantinya akan menjadi kepemilikan pemerintah.
Namun ketika ditanya berapa selisih penghematan antara menyewa dan membeli pesawat baru, Sudi mengaku lupa.
Begitu juga ketika ditanya berapa anggarannya Sudi mengatakan," kalau masalah berapa tanya ke Menteri Keuangan," jawab dia.
Sebelumnya, Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (FITRA) menilai kebijakan alokasi anggaran pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono lebih banyak kepada belanja pencitraan daripada belanja kepentingan rakyat setelah dilantik menjadi Presiden untuk yang kedua kalinya.
"Kebijakan anggaran presiden SBY lebih mengutamakan kepentingan citra diri presiden, para menteri, pejabat, dan birokrasi," ujar Ucok Sky khadafi, Koordinator Investigasi dan Advokasi FITRA dalam siaran pers yang diterima VIVAnews di Jakarta, Selasa, 26 Januari 2010.
FITRA juga mempersoalkan pemerintahan SBY yang membeli pesawat VVIP jenis Boeing 737-400 sebagai pesawat “pribadi”. Alasan pengadaan pesawat jenis Boeing 737-400, dengan nilai Rp 200 miliar ini adalah kalau menyewa pesawat mahal dan tidak efisien untuk perjalan dinas presiden SBY.
Padahal, pada waktu pemerintah Megawati, alokasi anggaran perjalanan dinas presiden Megawati di dalam negeri dan ke luar negeri pada 2002 dianggarkan hanya Rp 48,845 miliar. Itu termasuk untuk menyewa pesawat, bukan pengadaan pesawat.
"Jadi anggaran perjalan dinas presiden SBY lebih mahal sebesar 150 persen daripada presiden Megawati," kata dia.
VIVA.co.id
25 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Berbagai faktor yang memiliki pengaruh terhadap durasi hidup seseorang, termasuk gaya hidup, faktor genetik, risiko kesehatan, dan faktor lain. Ini negara kematian tinggi
AHY Wanti-wanti Prabowo Usai Bertemu Cak Imin
Politik
25 Apr 2024
Ketua Umum Partai Demokrat AHY merespons pertemuan Prabowo Subianto dengan Cak Imin di kantor DPP PKB, Rabu. AHY memberikan peringatan ke Prabowo
Heboh Wali Nagari di Sumbar Digerebek Warga Mesum dengan Sesama Jenis, Kantor Disegel
Nasional
25 Apr 2024
Kantor Wali Nagari Singguliang Lubuak Aluang Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman disegel oleh warga setempat, Kades dituduh hubungan sejenis
DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyetujui untuk merekomendasikan Imam Budi Hartono sebagai bakal calon Wali Kota Depok pada Pilkada serentak 2024
Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun, memberikan tanggapannya terkait peluang pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar bergabung ke Pemerintahan usai kalah di Pilpres.
Selengkapnya
Partner
Temukan cara melacak lokasi pasangan Anda di WhatsApp dengan panduan lengkap ini. Dengan langkah-langkah yang mudah dipahami, Anda dapat memantau keberadaan pasangan.
PT PLN Unit Induk Distribusi Jawa Timur (Jatim) mencatat pertumbuhan penjualan kumulatif listrik year on year pada triwulan I tahun 2024 ini sebesar 6,79 persen.
Pengakuan Tante Siska Tergoda Keponakan yang Masih Perjaka, Berawal saat Rumah Sepi
Siap
9 menit lalu
Seorang wanita paruh baya mengaku sempat terlibat skandal asmara dengan keponakan sendiri. Ironisnya lagi, ia melakukan hubungan terlarang si tante itu?
Media Prancis Beri Julukan Khusu untuk Timnas Indonesia U-23 di Piala Asia U-23, Apa Itu?
Jabar
11 menit lalu
Media Prancis, Lucarne-opposee, memberi perhatian khusus pada Timnas Indonesia U-23 dan memberikan julukan istimewa setelah penampilan mengesankan mereka.
Selengkapnya
Isu Terkini