Keren! Peneliti Bali Temukan 14 Produk Turunan Tanaman Bambu

Peneliti Bali temukan 14 produk turunan tanaman Bambu
Sumber :
  • VIVAnews/Bobby Andalan

VIVA – Peneliti dari Universitas Udayana berhasil menemukan tanaman jenis bambu bagi kehidupan manusia. Ketua Pusat Penelitian Bambu Universitas Udayana, Pande Ketut Diah Kencana menjelaskan hasil penelitiannya telah menemukan 14 produk turunan dari jenis bambu tabah. 

Warga Suku Karbi Assam Pecahkan Rekor Dunia: 10 Menit Berjalan di Atas Egrang

Pande merincikan, 14 produk turunan bambu tabah seperti rebung vakum, rebung botol, rebung kulit, rebung polich, rebung kupas, arang bambu, briket bambu, dua produk teh daun bambu, probiotik. Lalu, pupuk, asap cair bambu tabah untuk pestisida, sabun cuci, dan sabun mandi.

Diah yang dijuluki ‘profesor’ bambu telah mengabdikan diri untuk melakukan penelitian terhadap tanaman jenis bambu selama 39 tahun belakangan. 

Prihatin, Mahfud MD Sebut Perkampungan Nelayan di Jakarta Utara Kurang Dapat Perhatian

“Sejak 39 tahun lalu saya fokus melakukan penelitian di bambu. Bahkan, satu-satunya pusat penelitian bambu di Indonesia hanya ada di Universitas Udayana. Di Bali, tumbuh-kembang tanaman bambu berada di Gianyar dan Tabanan,” kata Diah kepada VIVAnews, Jumat 27 Desember 2019.

Berpuluh tahun mengabdi untuk bambu, Diah mengaku memiliki 24 kelompok binaan dengan jumlah anggota mencapai 1.150 orang. Siang itu, Diah didatangi oleh perwakilan bank swasta yang melakukan kerja sama dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati (Yayasan Kehati) yang juga menaruh perhatian terhadap kelestarian tanaman bambu. 

Kisah 3 UMKM Berdayakan Difabel, Perempuan dan Petani

Mengambil lokasi di Pemulan Bali Farm Cooking School, Banjar Patas, Kabupaten Gianyar, luasan tanaman bambu yang dirawat dengan baik seluas 80 meter persegi).

Menurutnya, tak semua tanaman bambu bisa menghasilkan produk turunan. Hanya jenis bambu tabah saja yang bisa menghasilkan produk turunan yang bisa digunakan untuk kehidupan manusia. 

Di sisi lain, Diah menyebut tanaman bambu juga merupakan tanaman yang paling banyak menyerap air.

“Kalau kita tanam bambu setahun atau dua tahun misalnya, maka akan ada penguatan mata air. Fungsi tanaman bambu kan memang untuk menyerap air dengan serabut akarnya yang luar biasa itu. Lahan kritis kalau ditanami bambu itu bisa menyelematkannya,” tutur dia.

Dalam peninjauan tersebut hadir Direktur Compliance, Corporate Affairs dan Legal CIMB Niaga, Fransiska Oei. Dia menjelaskan, Bank CIMB Niaga selama ini menaruh perhatian terhadap kelompok yang peduli terhadap tanaman jenis bambu. 

Maka itu, ia menyalurkan dana CSR untuk kelompok-kelompok tersebut. Katanya, bambu amat berguna dalam menyerap karbondioksida.

“Pasti banyak yang bertanya, apa hubungan antara bank dengan bambu. Ada empat hal fokus kami yakni edukasi, filantropi, pemberdayaan masyarakat dan lingkungan,” jelas dia. 

Menurut Fransiska, dalam Konvensi Paris tahun 2015, semua pihak wajib mengupayakan pengurangan pemanasan bumi maksimum 2 derajat Celcius hingga tahun 2.100. Tak hanya sekadar tanaman, bambu memiliki manfaat ekonomis bagi yang merawatnya. Misalnya pemanfaatan untuk alat musik, furnitur, sampai makanan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya