Istana Akui Konflik dengan China di Natuna Tak Akan Selesai

Kapal Coast Guard China dipantau KRI Usman Harun di ZEE Laut Natuna (11/1/20)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

VIVA – Deputi V (Hukum, Keamanan dan Hak Asasi Manusia) Kantor Staf Presiden Jaleswari Pramodhawardhani mengaku, bahwa persoalan dengan China di perairan sekitar Natuna, tidak akan pernah bisa selesai. Selama tidak ada kesepahaman yang sama.

Viral Kisah Cinta Tragis Gamer Fat Cat hingga Berujung Bunuh Diri

Menurutnya, setiap tahun konflik itu akan terus terjadi. Namun yang paling penting, kata dia, pemerintah hadir di sana untuk mensejahterakan rakyat. Itu dikatakan, menyikapi masih adanya kapal China yang memasuki perairan Zona Ekonomi Ekslusif atau ZEE, pasca ketegangan beberapa pecan lalu. 

Hingga kemudian Presiden Joko Widodo menyambangi pulau yang berhadapan langsung dengan Laut China Selatan (LCS) itu.

Penusukan Brutal di Rumah Sakit China: 2 Tewas, 21 Luka-luka

"Perkara tadi dibilang kapal China yang masuk, dan lain-lain, saya rasa kejadian itu selalu berulang setiap tahun, tiap saat. Karena kita ada perbedaan klaim itu, China merasa bahwa itu wilayahnya, kita merasa itu adalah wilayah kita yang diakui UNCLOS 1982," kata Jaleswari, usai rapat bersama kementerian dan lembaga terkait, di Kantor KSP, Gedung Bina Graha Jakarta, Senin 13 Januari 2020.

Indonesia memiliki indikator yang jelas mengenai batas itu. Sementara China tetap mengklaim, walau ditolak oleh semua Negara. Persoalan ini juga sempat terjadi pada 2016. Bahkan antara China dengan Filipina pun, kata dia, juga terjadi klaim-klaim.

Gawat, Serangan Hacker China Bobol Sistem Kementerian Pertahanan Inggris

Maka menurut Jaleswari, jika ditanya apakah perseteruan dengan China terkait batas di ZEE Natuna, tidak akan bisa diselesaikan. Setiap saat, kata dia, peristiwa ini akan berlangsung terus. Meskipun Indonesia dipastikan tidak akan menyerah mengingat kedaulatan adalah harga mati dan tidak bisa ditawar lagi.

"Ini akan susah ketika kita memiliki ukuran perbedaan soal ukuran-ukuran itu. Jadi soal klaim-klaim dan lain-lain sepanjang Indonesia dan China tidak pernah satu ukuran atau satu, untuk melihat klaim itu tidak akan bertemu. Dan itu wajar saja," jelasnya.

Maka seperti instruksi Presiden Jokowi, lanjut dia, yang terpenting sekarang adalah bagaimana negara hadir terutama dalam mensejahterakan rakyat di sana. Agar para nelayan yang mencari ikan di perairan tersebut, aman dan tidak terganggu oleh situasi yang ada saat ini.

"Terpenting bagaimana kita amankan wilayah kita, bagaimana kita lindungi nelayan kita, dan bagaimana penguasaan efektif dilakukan dengan kehadiran negara terus menerus di Natuna baik soal kesejahteraan dan keamanan," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya