- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – Kasus dugaan suap Komisioner Komisi Pemilihan Umum atau KPU, Wahyu Setiawan sempat menghebohkan publik.
Ketua KPU, Arief Budiman mengakui, kasus Wahyu tersebut juga memengaruhi citra atau kepercayaan publik kepada KPU.
"Nah, dengan kejadian ini (kasus Wahyu), saya tidak mengelak ya, pasti punya pengaruh," kata Arief di Jakarta Pusat, Kamis 23 Januari 2020.
Mengenai seberapa besar tingkat kepercayaan masyarakat, katanya, KPU belum melakukan survei terkait hal itu. Hanya saja, dia mengutip angka tingkat kepercayaan publik di atas 80 persen yang pernah dilakukan oleh media Kompas.
"KPU tidak pernah melakukan survei itu ya, Kompas tuh yang sering. Dan, setiap Kompas bikin itu, angkanya itu sepanjang yang saya ingat selalu di atas 80 persen," ujar Arief.
Arief pun mengklaim, masyarakat juga memahami bahwa KPU sebagai institusi ini sudah melakukan kerja sesuai perintah Undang-undang. Sementara itu, jika ada anggota yang menyimpang dari itu, ia menyalahkan individunya.
"Sebetulnya, KPU ini sudah melakukan sesuai perintah UU. Tetapi, ada anggota yang keluar (dari perintah), itu kan bukan kebijakan KPU yang salah, tapi orangnya yang salah. Kecuali, ada permainan, KPU memutus tidak sesuai aturan perundangan," kata Arief.
Sebagaimana diketahui, KPK juga tengah memeriksa sejumlah Komisioner KPU dalam kasus ini. KPK juga telah melayangkan surat panggilan kepada sejumlah komisioner untuk diperiksa sebagai saksi.