MUI: Klarifikasi Kepala BPIP Tidak Nyambung dan Hanya Ngeles

Wakil Sekretaris Jenderal MUI, Zaitun Rasmin.
Sumber :
  • VIVAnews/Anwar Sadat

VIVA – Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi telah mengklarifikasi ucapannya yang mengatakan agama musuh dari Pancasila. Namun klarifikasi Yudian itu dinilai tidak ada hubungannya dan terkesan membela diri.

Arya Sinulingga: Sejak 2019-2021, Pemerintah Tutup 71 BUMN

Wasekjen MUI, Zaitun Rasmin menilai klarifikasi dari Yudian tidak berhubungan dengan ucapannya.

"Saya terpaksa melihat lagi dari awal kita, tidak ada kaitannya semua penjelasan itu tidak berkaitan Kalau harusnya ini seperti seperti masuk perguruan tinggi, pernyataan salah alasan salah tidak ada hubungan yang sedikit bombastis, anak muda katakan Jaka Sembung bawa golok tidak nyambung," kata Zaitun dalam acara ILC tvOne bertema Agama Musuh Besar Pancasila, Selasa 18 Februari 2020.

tvOne: Kerja Sama ILC Berakhir Tahun 2020

Yudian, kata Zaitun, hanya berusaha membela diri dan bukan mengklarifikasi. Pernyataan yang sudah diungkapkan oleh Yudian sudah terlontar ke publik dan terlanjur membuat gaduh masyarakat.

"Saya kira sangat jelas ralat itu pun kayak orang Ngeles aja. Lebih bagus kalau insaf lah wahai manusia jika dirimu bersalah. Cuma memang di negeri kita ini kalau ada yang seperti itu, pertama (maaf) mahal, yang kedua takut.Kalau insaf minta maaf salah tiba-tiba harus diganti. Padahal itu bagian dari risiko karena kita sudah terjangkiti virus materialisme akut. Nilai (minta maaf) itu tak lagi berharga," ujarnya

Saksikan ILC Hari Ini 24 November 2020: Bisakah Gubernur Dicopot?

Menurut Zaitun, mestinya, Yudian mampu berjiwa besar dan mengakui kesalahan. Bahkan semestinya mampu bertanggung jawab dengan mengundurkan diri atas kesalahan yang sudah dibuat.

"Jadi semestinya kalau salah minta maaf dan mundur, itu kan resiko apalagi kalau jabatan sebagai Kepala BPIP," ujarnya

Zaitun menduga ada maksud tertentu dibalik ucapan Yudian. Bisa saja Yudian mengatakan hal tersebut untuk menyenangkan salah satu pihak.

"Kalau orang membaca orang akan melihat ini kira-kira 1 dari 2 mungkin ada kepentingan tertentu menyenangkan orang tertentu, ingin mendapat pengakuan lebih atau ini dari alam bawah sadar muncul pernyataam seperti itu," ujarnya
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya