Waduh, Impor Binatang Hidup Masih Tinggi di Tengah Wabah Corona

Sapi di NTT kurus karena kekeringan.
Sumber :
  • Jo Kenaru/ Manggarai-NTT

VIVA – Badan Pusat Statiatik (BPS) mencatat, pada Februari 2020, Indonesia masih banyak melakukan impor binatang hidup. Impor tersebut dilakukan di tengah semakin tingginya penyebaran wabah virus corona (Covid-19) ke berbagai negara.

Kalahkan 11 Negara, Siswa Indonesia Sabet Emas Kompetisi Matematika Internasional di Australia

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Yunita Rusanti mengatakan, impor binatang hidup pada bulan itu tercatat senilai US$48,1 juta. Naik 231,7 persen dari catatan pada Januari 2020 senilai US$14,5 juta.

Meski begitu, kata dia, jika dibandingkan catatan pada Februari 2019, maka impor binatang hidup memang mengalami penurunan 10 persen, yakni dari US$53,5 juta menjadi US$48,1 juta.

Neraca Perdagangan RI pada Maret 2024 Surplus, BI: Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi Indonesia

"Untuk binatang hidup impor year on year mengalami penurunan minus US$5,4 juta," kata dia saat telekonferensi dari kantornya, Jakarta, Senin, 16 Maret 2020.

Impor binatang hidup tersebut menjadi impor yang mengalami peningkatan terbesar pada Februari 2020 bersama dengan golongan lainnya, seperti gula dan kembang gula senilai US$214,6 juta atau naik 557,4 persen.

RI Sudah Impor 567,22 Ribu Ton Beras Maret 2024, Naik 921,51 Persen

Adapun asal negara yang paling banyak Indonesia impor untuk hewan hidup adalah Australia. Impor keseluruhan Indonesia dari negara itu pada Februari 2020 tercatat sebesar US$394,3 juta, naik 62,4 persen dari catatan Januari 2020.

"Yang dari Australia antara lain untuk gula kembang gula, lalu binatang hidup, HS 01 dan HS 27, bahan bakar mineral," paparnya.

Sebagai informasi, Kementerian Perdagangan (Kemendag) menerbitkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 10 Tahun 2020 tentang Larangan Impor Sementara Binatang Hidup dari China sebagai upaya mengantisipasi masuknya virus corona dari Wuhan, China.

Peraturan yang ditanda-tangani Menteri Perdagangan Agus Suparmanto pada 6 Februari 2020 merupakan tindakan tegas dalam merespons kondisi darurat kesehatan publik secara global akibat penyebaran wabah virus corona yang berasal dari Wuhan, China.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya