Harga Karet Turun Saat Corona, Kementan Buatkan Petani Padat Karya

Petani memanen getah karet di Banyuasin, Sumatera Selatan
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

VIVA – Dalam situasi pandemi virus corona atau covid-19 sejumlah sektor ekonomi masyarakat ikut terdampak penurunan pendapatan. Salah satunya adalah para petani karet yang merasakan dampak dari turunnya harga karet.

Petani di Semarang Dukung Sudaryono Jadi Gubernur Jateng, Alasannya Selaras Program Pemerintah Pusat

Untuk itu, dalam mengatasi hal tersebut Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian atau Kementan membuat kegiatan padat karya. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan tambahan pendapatan petani dalam melakukan usahanya. 

Direktur Jenderal Perkebunan, Kementan, Kasdi Subagyono mengatakan, kegiatan padat karya bertujuan memberikan tambahan pendapatan petani karet. Sebab, harga karet saat pandemi ini semakin fluktuatif.

Surya Paloh Sedih Usai Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan Untuk Kebutuhan Keluarga

"Jenis bantuan yang diberikan adalah bantuan upah (HOK) untuk persiapan lahan meliputi penebangan, pembersihan, mengajir, melobang dan menanam," ujar Kasdi dalam keterangannya, dikutip Rabu 29 April 2020.

Dia mengingatkan, dalam rangka pelaksanaan kegiatan pengembangan (peremajaan, perluasan dan intensifikasi) tanaman karet itu, di lapangan sejumlah pihak diharapkan juga melakukan jaga jarak aman untuk mitigasi penularan covid-19.

Jagung Murah karena Produksi Melimpah, Jokowi: Itu Hukum Pasar

Kasdi menuturkan, harga karet saat ini ditentukan oleh pasar global sehingga dapat sangat berfluktuatif. Bahkan, pengalaman beberapa tahun belakang yang relatif cenderung menurun, ditambah lagi Indonesia sedang dilanda virus corona (covid-19). 

Di lain pihak, lanjut Kasdi, timbulnya kebijakan pembatasan ekspor–impor, juga menghambat peningkatan penyerapan karet dalam negeri khususnya karet rakyat. Dan pada akhirnya mengganggu penyerapan tenaga kerja dalam negeri.

Sementara itu selain padat karya, program reguler dari Ditjen Perkebunan masih tetap dilakukan diantaranya pembangunan kebun-kebun sumber benih, pembentukan dan peningkatan peran Unit Pengolahan dan Pemasaran Bahan Olah Karet Rakyat (UPPB).

Lalu, program pengendalian OPT Tanaman Karet, serta program pengembangan (peremajaan, perluasan dan intensifikasi) kebun karet rakyat dengan bantuan benih siap tanam, dan sarana produksi tetap dijalankan. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya