Suhu di NTB Malam Hari Terasa Dingin, Ini Penjelasan BMKG

Ilustrasi udara dingin
Sumber :
  • Pexels/CahAnKhai

VIVA – Akhir-akhir ini suhu udara di Nusa Tenggara Barat (NTB) terasa dingin pada malam hari. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Lombok Barat menjelaskan penyebab cuaca dingin beberapa hari belakangan ini.

Sungai Terdampak Banjir Lahar Gunung Marapi Mendangkal, BMKG Dukung Normalisasi

Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Lombok Barat, Nindya Kirana, mengatakan, salah satu penyebabnya adalah adanya angin Monsun yang terjadi akibat perbedaan suhu udara dan tekanan antara belahan Bumi selatan dan Bumi utara yang disebabkan oleh pergerakan semu tahun Matahari.

"Justru suhu udara di musim kemarau lebih dingin daripada saat di musim hujan, hal ini karena beberapa faktor seperti angin Monsun, angin musiman yang bersifat periodik," katanya, Rabu, 10 Juni 2020.

BMKG Akan Pindahkan Hujan di Daerah Bencana Sumatra Barat ke Laut

Angin dari Australia tersebut membawa udara dingin karena saat ini di Australia tengah masuk musim dingin.

"Saat puncak musim kemarau di NTB sekitar Juli-Agustus aktif Monsun Australia atau angin timuran karena di Australia sedang memasuki musim dingin," ujarnya.

Kepala BMKG Ungkap Potensi Banjir Lahar Gunung Marapi Susulan yang Lebih Besar

Ia mengatakan, cuaca dingin lebih signifikan dirasakan di dataran tinggi dan daerah pegunungan.

Kemudian, faktor lainnya yang memicu suhu udara menjadi dingin karena di musim kemarau dipengaruhi akibat sedikitnya awan yang menutupi permukaan Bumi.

"Awan diibaratkan seperti selimut yang dapat menahan dan memancarkan kembali pancaran panas Bumi ke atmosfer. Pada musim hujan pertumbuhan awan lebih banyak sehingga malam hari terasa lebih hangat," ujarnya.

Sebaliknya, jika musim kemarau pertumbuhan awan hampir tidak ada, sehingga cuaca di malam hari terasa dingin.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya