Gara-gara Survei, Erwin Aksa Sentil Eep Saifullah

Erwin Aksa
Sumber :
  • VIVAnews/Anda Nurlaila

VIVA – Pengendali tim pasangan calon Wali Kota Makassar Munafri Ariefuddin-Rahman Bando yakni Erwin Aksa memblacklist lembaga survei Polmark Indonesia bentukan Eep Saifullah Fatah. Masalahnya lantaran CEO Polmark Indonesia, Eep membuat pernyataan mengingkari dan tidak mengakui hasil surveinya sendiri. 

PAN Resmi Berikan Surat Dukungan ke Bobby Nasution Maju di Pilgub Sumut 2024

“InsyaAllah kita sudah melakukan pergantian pemain. Kami nyatakan bahwa Polkmark tak sesuai komitmen. Yang ngaco itu mereka. Kita heran saja,” kata Erwin Aksa, Senin 14 September 2020. 

Sebelumnya Eep membantah sebaran hasil survei Pilwalkot Makassar tahun 2020 yang membawa bendera Lembaga Survei Polmark Indonesia.

Kiai Keramat Mbah Latief Temui Sudaryono, Didoakan Jadi Gubernur Jateng

Baca juga: Swab Test Corona Wali Kota Jambi: Negatif di Daerahnya, Positif di DKI

Di mana dalam hasil survei tersebut, ada empat bakal pasangan calon yang elektabilitasnya di ekspose, yakni Munafri Arifuddi-Abdul Rahman Bando (Appi-Rahman dengan hasil survei 31,7 persen, Moh Ramdhan Pomanto-Fatmawati Rusdi (ADAMA) 26,8 persen, Syamsu Rizal-Fadli Ananda (Dilan) dan Irman Yasin Limpo-Andi Zunnun (None-Zunnun) 3,4 persen.

Soroti Pilkada di Kaltim, KPU Diminta Turun Tangan Awasi Langsung Administrasi Verifikasi

Eep Saefulloh tegas membantah bahwa sebaran tersebut bukan dari Survei Polmark Indonesia.

Eep yang dikonfirmasi terpisah tak mau berkomentar banyak. “Saya enggak bersedia kasih komen apapun selain penjelasan yang sudah saya buat itu, mohon dihormati,” kata Eep.

Berikut tanggapan  Eep terkait hal ini:

(1) Saya dan PolMark Indonesia tak pernah membuat bahan publikasi itu. Ada pihak lain yang membuatnya. Kami tak tahu menahu.

(2) Saya dan PolMark Indonesia tak bertanggung jawab atas isi bahan publikasi itu. Apapagi ada penggunaan gambar saya dengan keterangan yang redaksinya sama sekali tak bisa saya setujui: “Konsultan politik ternama yang memenangkan ….”.

Sepanjang 11 tahun memimpin dan mengelola PolMark Indonesia (dan PolMark Research Center), saya tak pernah menggunakan klaim dan glorifikasi diri sebagai bagian dari kerja kami. Itu bukan cara dan gaya saya/kami. Kami tak pernah gunakan frase atau kalimat semacam itu, apalagi sekadar untuk gimmicks marketing.

(3) Tentang hasil surveinya, silakan tanyakan pada yang mengedarkan. Jangan tanya ke saya.

Yang jelas, tertulis di sana *Data Agustus 2020*. Kami, PolMark Research Center/PolMark Indonesia tidak pernah mengadakan survei di Kota Makassar pada bulan Agustus. Survei kami terakhir adalah pada akhir Juli 2020. Bagaimana hasilnya? Kami tak punya kewajiban untuk menyampaikan hasilnya kepada siapapun kecuali kepada mitra kerja sama survei kami.

(4) Yang jelas, sekali lagi, saya/kami tak pernah membuat bahan publikasi itu, tak bertanggung jawab sama sekali pada isinya.

Inilah yang bisa saya jelaskan. Semoga maklum.

Tabik.

Tangerang Selatan, Senin 14 September 2020
Eep Saefulloh Fatah

Dewan Pakar PAN Drajad Wibowo

Dewan Pakar PAN: Ahmad Luthfi Tak Bisa Maju Cagub Kalau Jadi Irjen Kemendag

Ketua Dewan Pakar PAN menilai jika Ahmad Luthfi jadi Irjen Kemendag, maka PAN tak bisa mengusungnya sebagai cagub Jateng karena dia adalah ASN

img_title
VIVA.co.id
13 Juni 2024