Survei: 81 Persen Publik Pilih Protokol Kesehatan Ketimbang PSBB

Dinas Perhubungan DKI Jakarta melakukan pengawasan penerapan PSBB di Jakarta
Sumber :
  • VIVA/Vicky Fajri

VIVA – Angka kasus COVID-19 terus melonjak setiap harinya. Wacana pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) terus digaungkan di sejumlah daerah. Teranyar, Provinsi DKI Jakarta kembali memberlakukan PSBB seperti awal pandemi COVID-19.

Fakta, Produk Tembakau yang Dipanaskan Minim Digunakan Remaja di Negara-Negara Maju

Dalam survei yang dilakukan oleh Polmatrix Indonesia ternyata menunjukkan bahwa publik cenderung memilih opsi protokol kesehatan dibandingkan dengan PSBB.

Baca juga: Apapun Bentuk PSBB, IDI: Yang Penting Keteladanan Pejabat Negara

Elektabilitas Irjen Ahmad Luthfi Tertinggi di Pilgub Jateng

"Sebanyak 81,1 persen responden memilih protokol kesehatan seperti memakai masker, jaga jarak, tidak bersalaman, dan rajin cuci tangan agar terhindar dari penularan COVID-19," ujar Direktur Eksekutif Polmatrix Indonesia, Dendik Rulianto, dalam press release di Jakarta pada Rabu, 16 September 2020. 

Hanya ada 11,3 persen responden yang memilih mendukung pemerintah supaya menerapkan PSBB seperti yang sudah pernah dilakukan sebelum dibukanya kembali perekonomian. Sebanyak 3,6 persen responden yang memilih PSBB sebaiknya diperketat, mendekati model karantina wilayah atau lockdown. Sisanya 4,2 persen menyatakan tidak tahu/tidak jawab.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Diketahui, PSBB yang diperketat seperti pada awal pandemi mensyaratkan sejumlah hal, di antaranya pemberian bantuan sosial untuk masyarakat yang terdampak. Pembatasan aktivitas perkantoran dan tempat-tempat usaha juga menciptakan dampak terhadap bidang-bidang usaha lain khususnya sektor informal.

Kata Dendik, dampak COVID-19 telah membuat perekonomian nasional merosot dan kini berada dalam bayang-bayang resesi.

Dengan waktu tersisa sekitar dua minggu hingga berakhirnya kuartal III/2020, menurutnya, pemerintah lebih cenderung menerapkan pembatasan sosial berskala mikro (PSBM).

"Artinya, sektor-sektor ekonomi dapat beroperasi sepanjang menerapkan protokol kesehatan, dengan pengawasan dan sanksi yang tegas, sambil menyelesaikan persoalan kesehatan," kata Dendik.

Survei Polmatrix Indonesia dilakukan pada 1-10 September 2020, dengan jumlah responden 2.000 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Metode survei dilakukan dengan menghubungi melalui sambungan telepon terhadap responden survei sejak 2019 yang dipilih secara acak. Margin of error survei sebesar ±2,2 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya