Ratusan Pelajar Diamankan dalam Demo Tolak Omnibus Law di Surabaya

Massa penolak Omnibus Law di Gedung Negara Grahadi Surabaya.
Sumber :
  • VIVA/Nur Faishal

VIVA – Seratusan pelajar diamankan aparat dalam perjalanan menuju lokasi aksi 'Gerakan Tolak Omnibus Law' di Kota Surabaya, Jawa Timur, Kamis, 8 Oktober 2020. Mereka semua dibawa ke Markas Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya.

KLHK: 3,37 Juta Hektare Lahan Sawit Terindikasi Ada dalam Kawasan Hutan

Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Polrestabes Surabaya, Ajun Komisaris Polisi M Akhyar, mengatakan sebanyak 80 siswa yang diamankan pagi tadi.

"Mungkin sekarang sudah lebih dari seratus," katanya dihubungi VIVA melalui sambungan telepon genggam. 

Polisi Prediksi Ribuan Orang Bakal Demo di KPU Jelang Pengumuman Hasil Pemilu 2024

Beberapa benda berbahaya, di antaranya senjata tajam, diamankan dari mereka. Akhyar mengatakan, kebanyakan dari mereka masih remaja dan berstatus sebagai pelajar.

"Anak-anak kecil semua yang tidak tahu apa-apa," tandasnya.

Ada Demo, Arus Lalu Lintas Menuju Depan DPR Dialihkan Hingga Pukul 18.00 WIB

Baca juga: Menko Airlangga: Pemerintah Tahu Dalang Demo Omnibus Law

Di bagian lain, jalan di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya mulai didatangi ribuan peserta aksi. Mereka kebanyakan mahasiswa.

Sementara massa dari elemen buruh bergerak dari Bundaran Waru menuju pusat kota. Di Grahadi, ketegangan terjadi. Massa menjebol pagar Grahadi.

Ribuan orang dari elemen buruh, petani, mahasiswa, dan kaum miskin kota beraksi menolak UU Cipta Kerja di Kota Surabaya, Jawa Timur, pada Kamis, 8 Oktober 2020. Sejak pagi, massa  berkumpul di Bundaran Waru, pintu masuk Surabaya-Sidoarjo, sebelum ke sasaran aksi utama di pusat Kota Surabaya.

Tidak hanya dari Surabaya, massa buruh juga datang dari daerah tetangga Kota Pahlawan. Massa beraksi dengan semangat 'Gerakan Tolak Omnibus Law' atau Getol.

Ketua Bidang Buruh dan Miskin Kota Yayasan Lembaga Bantuan Hukum (YLBH) Surabaya, Habibus Shalihin mengatakan, massa yang akan ikut serta dalam aksi diperkirakan berjumlah tiga ribu orang. Mereka terdiri dari 50 organisasi.

"Kesepakatan teman-teman elemen, kami akan mendatangi Gedung Negara Grahadi. Tapi memang ada rencana ada tiga titik sasaran aksi, antara Gedung Negara Grahadi, Kantor Gubernur, dan DPRD Jatim," kata Habib kepada wartawan pada Rabu, 7 Oktober 2020. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya