Saudi Buka Umrah, Jemaah Wajib Swab dan Daftar Aplikasi Masuk Masjid

Kondisi Kabah di Masjidil Haram sepi dari jemaah setelah ibadah umrah ditutup
Sumber :
  • Facebook Haramain.info

VIVA – Pemerintah Arab Saudi dikabarkan akan membuka umrah bagi jemaah internasional, termasuk dari Indonesia, pada November 2020. Karena di masa pandemi COVID-19, informasi diperoleh menyebutkan jemaah diharuskan melakukan tes usap atau swab test 48 jam sebelum terbang dan mendaftar aplikasi untuk masuk ke Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.

Aturan Baru, Arab Saudi Izinkan Semua Jenis Visa Bisa Ibadah Umrah

Hal itu disampaikan Ketua Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah RI (Amphuri) Jawa Timur, Mohammad Sufyan, kepada VIVA, Senin, 12 Oktober 2020. "Insyaallah November itu sudah bisa, cuma, kan, ada aturan yang agak ketat. Seperti keberangkatan itu semua jemaah harus melalui tes swab 48 jam sebelum terbang," katanya dihubungi melalui sambungan telepon genggam.

Tes usap tidak boleh dilakukan jemaah jauh hari sebelum berangkat dari Indonesia ke Arab Saudi, misalnya tujuh hari sebelum terbang. Ketentuan tes usap 48 jam sebelum terbang disyaratkan oleh pemerintah Arab Saudi. Begitu juga saat akan pulang ke Indonesia dari Saudi. Soal teknis itulah yang masih dipikirkan bersama oleh pihak travel. "Kalau biayanya (tes usap) ditanggungkan ke jemaah," ujar Sufyan.

Kementerian Haji Meminta Jemaah Umrah Harus Keluar dari Arab Saudi pada 6 Juni

Baca: Damri Bakal Sediakan Transportasi Umrah dan Haji, Saingannya Berat

Selain tes usap, sesampai di Arab Saudi, jemaah juga diharuskan mendaftar di aplikasi yang bisa diakses di Android untuk bisa mendapatkan akses beribadah di Masjidil Haram maupun di Masjid Nabawi. Jemaah yang tidak terdaftar di aplikasi otomatis tidak akan diizinkan petugas untuk masuk masjid. Aplikasi itu diperlukan kaitannya dengan pengaturan jemaah di masjid agar tidak berdesak-desakan.

Warga Iran Kini Dapat Kembali Berangkat Umrah Setelah 9 Tahun, Hal Ini Jadi Penyebabnya

"Di sana (jemaah) pakai aplikasi untuk jadwal umrah dan masuk Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan Raudah. Itu ada pakai aplikasi dari Android. Jadi, kita harus mendaftarkan dulu (di aplikasi) nanti kita dapat jadwal beribadah di jam berapa. Yang enggak ngisi aplikasi enggak boleh masuk (Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan Raudah)," kata Sufyan.

Pihak travel yang tergabung di Amphuri, menurut dia, bersiap-siap untuk menyambut dibukanya umrah pada November, kendati soal kepastiannya masih menunggu kabar dari Kementerian Agama. Sesuai arahan Kemenag, mereka yang diprioritaskan untuk berangkat adalah jemaah yang tertunda karena COVID-19, bukan jemaah yang baru mendaftar.

Di Jawa Timur, terdapat sekira 11-12 ribu orang yang tertunda berumrah karena COVID-19. Jumlah itu baru yang berangkat melalui 75 travel yang tergabung ke Amphuri. "Kalau yang ada di anggota kita sendiri (Amphuri Jatim),  itu sekitar 11-12 ribuan (orang) yang tertunda. Itu (tertunda) mulai Februari akhir sampai sekarang," kata Sufyan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya