Wakil Gubernur Jawa Tengah: Jangan Hanya Bangga Menjadi Santri

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho

VIVA – Presiden Joko Widodo telah menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional. Kini, selamat hari santri nasional menjadi trending di media sosial Twitter pada Kamis, 22 Oktober 2020. Seluruh pejabat negara pun ikut memperingatinya.

Tugas Nokia Sudah Tuntas

“Jangan hanya bangga menjadi santri. Tetapi, bangga dengan kontribusi yang bisa diberikan sebagai seorang santri kepada negeri,” kata Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen dikutip dari Twitter pada Kamis, 22 Oktober 2020.

Kemudian Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar, mengatakan santri harus hadir memberikan solusi. Karena, menurut dia, Indonesia memiliki banyak tantangan ke depan. “Karena santri memiliki saham atas negeri ini. Selamat Hari Santri Nasional.”

Ribuan Orang di Brebes Rayakan Kemenangan Indonesia U-23

Baca: Kemenag: Masih Ada Ponpes yang Tak Percaya COVID-19

Jokowi menetapkan Hari Santri Nasional di Masjid Istiqlal pada 22 Oktober 2015. Penetapan Hari Santri Nasional dimaksudkan untuk mengingat dan meneladani semangat jihad santri merebut serta mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang digelorakan para ulama.

Bertemu Majelis Masyayikh, Menag Bahas Rekognisi Santri dan Ma’had Aly

Tanggal 22 Oktober merujuk pada satu peristiwa bersejarah, yakni seruan yang dibacakan oleh Pahlawan Nasional Hasjim Asy'ari pada 22 Oktober 1945.

Seruan ini berisikan perintah kepada umat Islam untuk berperang (jihad) melawan tentara Sekutu yang ingin menjajah kembali wilayah Republik Indonesia pasca-Proklamasi Kemerdekaan.

Sekutu ini maksudnya adalah Inggris sebagai pemenang Perang Dunia II untuk mengambil alih tanah jajahan Jepang. Di belakang tentaran Inggris, rupanya ada pasukan Belanda yang ikut membonceng.

Aspek lain yang melatarbelakangi penetapan HSN ini adalah pengakuan resmi pemerintah Republik Indonesia atas peran besar umat Islam dalam berjuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan serta menjaga NKRI.

Ini sekaligus merevisi beberapa catatan sejarah nasional, terutama yang ditulis pada masa Orde Baru, yang hampir tidak pernah menyebut peran ulama dan kaum santri. (ase)

https://twitter.com/tajyasinmz/status/1319106827569696768?s=12

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya