Soal Video Hancurkan Risma, PSI Ajak Pendukung Balas Lewat Tiktok

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini
Sumber :
  • VIVA/Nur Faishal

VIVA – Video aksi sekelompok orang meneriakkan yel-yel 'Hancurkan Risma' menjadi sorotan. Merespons itu, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengajak pendukung Wali Kota Risma melawan aksi provokatif itu dengan cara yang asyik, yakni tiktokan. Tak perlu membalas dengan aksi serupa atau membawa ke ranah hukum. 

Nasib Jokowi di PDIP, Kaesang Pangarep Tidak Ingin Ikut Campur: Itu Urusan Partai Lain

"Hadapi kejadian ini dengan bukti kerja nyata membangun Surabaya selama 10 tahun. Hadapi dengan senyuman, hadapi dengan konten kreatif, hadapi dengan tiktok," kata Anggota DPRD Kota Surabaya dari fraksi PSI, William Wirakusuma, di Surabaya, Jawa Timur, kemarin, dikutip VIVA pada Sabtu, 28 November 2020.

Plt Ketua DPD PSI Surabaya Yusuf Lakaseng mengatakan, Risma adalah tokoh besar politik nasional. 

PKB dan Nasdem Merapat ke Koalisi Prabowo-Gibran, Kaesang Bilang Begini

"Bagi kami Bu Risma adalah ibu pembangunan dan kemakmuran Kota Surabaya. Memang ada kurangnya, tapi banyak keberhasilannya. Ibu Risma adalah sosok ideal yang diimpikan Kartini," ujarnya. 

Karena itu, Sekretaris fraksi PSI, Tjutjuk Sukarnioyo, mengaku terkejut ketika video provokatif itu tersebar dan viral. Ia mengajak kader PSI menunjukkan hasil kerja nyata Risma dalam memimpin Surabaya, sebagai respons atas ujaran kebencian itu. 

PSI Buka Pendaftaran Bagi yang Ingin Maju Pilkada, Siapa Saja Bisa Ikut

"Jangan melaporkan kejadian tersebut ke polisi. Karena sebagai seorang pemimpin sudah biasa dikritik dan kami rasa kritik kali ini tidak mengefek kepada Bu Risma," katanya.

Sebelumnya, video berdurasi 19 detik dengan yel-yel 'Hancurkan Risma' viral di media sosial. Dalam video itu terdapat sekelompok orang dengan atribut paslon nomor urut 2 Pilkada Surabaya, Machfud Arifin-Mujiaman, dan kelompok kaus hitam-hitam bergambar banteng yang identik dengan massa Banteng Ketaton. Terdapat juga kader senior PDI-Perjuangan yang telah dipecat, Mat Mochtar.

Mat Mochtar mengakui soal video itu dan dibuat pada Rabu, 25 November 2020. "Videonya kemarin, masih baru. Aku yang dihancurno sampai dipecat, sing menghancurkan saya Bu Risma. Dari pada aku hancur ya Bu Risma tak hancurno (saya hancurkan), timbang PDIP sing hancur (yang hancur)," katanya. 

Putra Risma, Fuad Benardi, mengaku sedih dengan beredarnya video tersebut. Padahal, kata dia, ibunya sudah tidak berkontestasi lagi di Pilkada Surabaya kali ini. 

"Kenapa nama ibu yang dibawa-bawa sampai mau dihancurkan. Hancurkan itu bermakna dua, pertama menghancurkan secara fisik dengan cara kekerasan, kedua menghancurkan program yang sudah berjalan," katanya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya