Jaksa Tangkap Zulkarnain, Sembunyi di Apartemen Jakbar

Mantan Kepala Dinas PUPR Bengkulu Zulkarnain Muin
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Tim Intelijen Kejaksaan Agung RI kembali menangkap buronan kasus tindak pidana korupsi yakni pensiunan PNS, mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi Bengkulu bernama Zulkarnain Muin pada Selasa, 1 Desember 2020.

“Penangkapan DPO (daftar pencarian orang) atas nama Zulkarnain Muin ini atas permintaan dari Kejaksaan Tinggi Bengkulu,” kata Jaksa Agung Muda Intelijen Kejaksaan Agung, Sunarta kepada wartawan.

Menurut dia, Zulkarnain diamankan tim kejaksaan di apartemen kawasan Jakarta Barat. Namun, ia tidak menyebutkan secara rinci terkait bagaimana kronologi penangkapan terhadap Zulkarnain.

Sementara, Sunarta mengatakan penangkapan terhadap Zulkarnain berdasarkan surat putusan Mahkamah Agung RI Nomor 1859 K/Pid.Sus/2014 tanggal 21 Januari 2015.

Jaksa KPK Berencana Hadirkan Ahmad Sahroni di Sidang Kasus Korupsi SYL

Bahwa, kata dia, Zulkarnain merupakan tersangka kasus korupsi telah membuat kerugian negara ketika menjadi Kepala Anggaran/ Kepala Dinas Provinsi Bengkulu Proyek Penanggulangan bencana alam Provinsi Bengkulu.

“Perbuatan tersangka telah mengakibatkan kerugian keuangan negara sebesar Rp 4.030.636.363,64,” ujarnya.

Saat ini, kata dia, tersangka Zulkarnain sudah dibawa untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan dan rapid tes COVID-19. Menurut dia, penangkapan terhadap tersangka Zulkarnain ini memberi pesan bahwa tak ada tempat yang aman bagi pelaku kejahatan.

“Program Tangkap Buronan (Tabur) 3.11 digulirkan oleh bidang Intelijen Kejaksaan RI dalam memburu buronan pelaku kejahatan, baik yang masuk DPO Kejaksaan maupun instansi penegak hukum lainnya dari berbagai wilayah di Indonesia,” tandasnya. (ren)

Mantan ajudan Mentan SYL bersaksi di Pengadilan Tipikor Jakarta

SYL Bayar Gaji Pembantu Rp35 Juta di Makassar Pakai Uang Hasil Memalak Pejabat di Kementan

Seorang pejabat Kementerian Pertanian mengatakan SYL juga sempat membayarkan gaji pembantunya di Makassar menggunakan uang hasil pemerasan pejabat eselon I.

img_title
VIVA.co.id
8 Mei 2024