Jenazah Guru Ditembak KKB di Papua Belum Bisa Dievakuasi

Pejabat Kepala Polres Puncak Kompol I Nyoman Punia.
Sumber :
  • ANTARA/Evarianus Supar

VIVA – Rencana evakuasi jenazah Oktovianus Rayo (42 tahun), seorang guru yang bertugas di Julugoma, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak ke Timika hingga Jumat siang belum bisa dilakukan lantaran kondisi cuaca yang kurang bersahabat.

Pejabat Kepala Polres Puncak Komisaris Polisi I Nyoman Punia yang dihubungi dari Timika mengatakan jenazah korban penembakan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) itu hingga kini masih disemayamkan di Puskesmas Beoga.

"Jenazah korban belum bisa kami evakuasi ke Timika. Mudah-mudahan esok pagi kondisi cuaca bagus supaya pesawat bisa masuk ke Beoga untuk menjemput jenazah korban," kata Nyoman.

Oktovianus ditembak mati oleh KKB diduga dari kelompok Guspy Waker pada Kamis (8/4) pagi sekitar pukul 09.50 WIT.

Saat itu korban sedang berada di dalam kiosnya. Beberapa anggota KKB mendatangi kios milik Oktovianus lalu menembak dengan senjata laras pendek sebanyak dua kali hingga mengenai bagian rusuk korban. Seketika itu juga korban langsung meninggal dunia.

Istri korban bersama dua orang tetangganya lari menyelamatkan diri dan ditemukan oleh warga setempat berselang satu jam kemudian.

Jenazah korban kemudian dievakuasi oleh masyarakat setempat ke Puskesmas Beoga yang jaraknya sekitar lima kilometer dengan berjalan kaki.

Sekitar pukul 18.15 WIT, kelompok yang sama dilaporkan juga membakar gedung sekolah SD, SMP dan SMA Julugoma, Beoga.

Panglima TNI Putuskan untuk Mengubah Sebutan KKB Menjadi OPM

Kondisi bangunan sekolah itu dilaporkan seluruhnya rata dengan tanah dan menyisakan puing-puing bekas kebakaran.

"Sampai sekarang kami belum bisa ke sana karena kondisi medan yang sulit dan jarak yang jauh dari Ilaga, di mana untuk ke sana harus menggunakan pesawat terbang," kata Nyoman.

Sosok Matias Gobay, Dalang OPM atas Penembakan Keji Danramil Aradide

Dia mengecam keras tindakan KKB yang telah membunuh seorang guru dan membakar gedung sekolah. "Tentu perbuatan mereka sangat tidak terpuji. Masa seorang guru yang setiap hari tinggal di kampung untuk mendidik generasi muda Papua dengan tega-nya mereka bunuh secara tidak berperikemanusiaan. Tanpa rasa berdosa mereka juga membakar gedung sekolah," ujarnya. (ant)

Workshop Literasi Digital

Workshop Makin Cakap Digital, Membentuk Kesadaran Etika Berjejaring bagi Guru dan Murid Sorong Papua

Semua guru dan murid yang hadir menunjukkan antusiasme tinggi dalam menyimak materi dari para narasumber.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024