Klaster COVID-19 di Kendal, 18 Warga Satu RT Positif Corona

Ilustrasi hasil tes darah positif Virus Corona COVID-19
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, kembali menemukan klaster COVID-19. Kali ini klaster tarawih yang terlacak setelah tim Dinkes Kendal melakukan tracing atas kasus COVID-19 di Desa Ngareanak, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal. 

3 Korban Luka Kecelakaan Maut Bus Rosalia Indah Masih Dirawat di RSI Kendal, Begini Kondisinya

Ada 19 orang yang terkonfirmasi setelah dilakukan tes swab PCR. Bahkan 18 orang diantaranya berada dalam satu RT yang sama. Sementara 1 orang lainnya warga RT sebelah. 

"Jadi ada klaster tarawih. Dari laporan ada warga di RT 3 RW 5 Desa Ngareanak itu yang terkonfirmasi. Lalu tanggal 20 Mei kemarin kita tracing sebanyak 48 orang. Hasilnya, ada 19 orang yang terkonfirmasi. Mereka yang 18 orang  tinggal di 15 rumah dalam satu RT. Yang satu RT lain," jelas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal Ferinando Rad Bonay, saat dihubungi VIVA, Sabtu 22 Mei 2021.

Belasan Remaja di Kendal Hendak Perang Sarung Berisi Batu, Diamankan Polisi

Baca juga: Menteri Tjahjo Pastikan ASN Tersangka Kasus Vaksin Ilegal Dipecat

Ia menambahkan, karena ditemukan warga dari RT lain yang tekonfirmasi, maka petugas saat ini melakukan tracing lagi ke RT yang lain sebagai upaya antisipasi dan pencegahan.

Petani Terdampak Banjir di Kendal, Mentan Gelontorkan Bantuan

"Untuk RT lain sedang kita tracing dan sementara kegiatan warga dibatasi. Sedang untuk RT yang 18 warganya terkonfirmasi, sekarang sementara lockdown. Seluruh kebutuhan logistik warga yang isolasi mandiri di rumah, disuplai oleh desa setempat, sedangkan Dinkes Kendal menyuplai kebutuhan vitamin dan obat-obatan," lanjut Ferinando.

Terkait kondisi warga yang terkonfirmasi, Ferinando menyatakan semuanya tanpa gejala atau OTG.

"OTG, jadi kita sarankan isolasi mandiri. Nanti akan dipantau dan dites lagi sampai hasilnya negatif," tambahnya.

Secara umum, kata Feri lagi, angka kasus di Kendal pascalebaran cenderung naik. Walau kenaikan tersebut disebutnya tidak signifikan.

"Ada kenaikan memang, tapi tidak signifikan. Untuk klaster syawalan yang dikhawatirkan bisa terjadi, sampai saat ini tidak ditemukan. Karena kemarin tim satgas sudah melakukan berbagai pembatasan serta mengawasi penerapan protokol kesehatan. Semoga tidak ada klaster yang muncul," jelasnya.

Laporan: Teguh Joko Sutrisno/ tvOne Jawa Tengah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya