Pesan Jokowi di Hari Lahir Pancasila: Waspadai Rivalitas Ideologi

Presiden Jokowi dalam acara Peringatan Hari Lahir Pancasila dari Istana Bogor.
Sumber :
  • Antara/HO-Youtube Setpres

VIVA – Presiden Jokowi memimpin upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila 2021 dari Istana Kepresidenan, Bogor, Selasa, 1 Juni 2021. Dalam upacara yang dihadiri sejumlah pejabat itu, Kepala Negara tampak mengenakan pakaian adat Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.

Prabowo Ingin Bikin Presidential Club, Politikus PDIP: Itu Cuma Gimmick-gimmick Aja Nanti

Dalam sambutannya, Presiden menekankan sejumlah tantangan yang dihadapi bangsa untuk menanamkan secara kuat nilai-nilai Pancasila dalam diri masyarakat. Menurutnya upaya ini memang tidak ringan di tengah pesatnya globalisasi, kemajuan teknologi dan interaksi dunia.

Menurutnya, di era globalisasi saat ini dan cepatnya interaksi antarbelahan dunia, tidak serta merta meningkatkan kesamaan pandangan dan kebersamaan. Namun, juga menimbulkan berbagai tantangan yang harus diwaspadai, termasuk mengenai ideologi.

Punya Sejarah Dengan PAN, Airin Harap Kembali Didukung Pilgub Banten

“Yang harus kita waspadai adalah meningkatnya rivalitas dan kompetisi, termasuk rivalitas antarpandangan, rivalitas antar nilai-nilai dan rivalitas antar ideologi,” ujar Jokowi.

Baca juga: Kolor Ijo Viral yang Bikin Resah Warga Ditangkap

Pakar Ragukan Ide Presidential Club Prabowo: Ada Tembok Tebal yang Susah Diterabas

Kepala Negara menekankan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga telah mempengaruhi lanskap kontestasi ideologi. Hadirnya revolusi industri 4.0 menimbulkan kemudahan dalam berdialog, dalam berinteraksi, dan dalam berorganisasi menggunakan skala besar lintas negara. Perkembangan konektivitas 5G yang melanda dunia juga membuat interaksi antara berbagai masyarakat juga semakin mudah dan cepat.

"Kemudahan ini bisa digunakan oleh ideolog-ideolog transnasional radikal untuk merambah ke semua pelosok Indonesia, ke seluruh kalangan dan ke seluruh usia tidak mengenal lokasi dan waktu," tutur Presiden.

Bahkan, menurut Presiden, kecepatan ekspansi ideologi transnasional radikal dalam era disrupsi teknologi ini bisa melampaui standar normal.

Oleh karena itu, Kepala Negara mengingatkan bahwa saat ini perluasan dan pendalaman nilai-nilai Pancasila tidak bisa dilakukan dengan cara-cara biasa. Segenap bangsa memerlukan cara-cara baru yang luar biasa, dan mampu mengoptimalkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama revolusi industri 4.0.

"Sekaligus Pancasila harus menjadi fondasi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkeindonesiaan," kata Kepala Negara.

Upacara peringatan Hari Lahir (Harlah) Pancasila pada Selasa ini digelar secara virtual dan langsung di Kantor Kementeria Luar Negeri, Jakarta.

Upacara Harlah Pancasila pada hari ini juga dihadiri Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin, Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri, dan Wakil Presiden ke-6 RI Try Sutrisno, para ketua lembaga negara, jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju, dan para utusan negara-negara sahabat.

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo bertugas membacakan teks Pancasila, Ketua DPR RI Puan Maharani membacakan teks Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, dan Menko Pembangunan Manusia, dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy sebagai pembaca doa. (Antara)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya