Kabupaten Sabu Raijua NTT Kehabisan Stok Vaksin COVID-19

Aparat kepolisian di Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT), sedang mengimbau warga agar menggunakan masker untuk menyecegah penularan COVID-19.
Sumber :
  • ANTARA

VIVA – Pemerintah Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT), dilaporkan menghentikan sementara pelaksanaan vaksinasi COVID-19 bagi warga di daerah itu karena kehabisan stok vaksin.

WHO: Imunisasi Global Menyelamatkan 154 Juta Jiwa Selama 50 Tahun Terakhir

Penjabat Bupati Sabu Raijua Doris Rihi, Senin, 7 Juni 2021, mengakui pelaksanaan vaksinasi dihentikan sementara karena masih menunggu pengiriman vaksin.

Dia mengemukakan hal itu berkaitan dengan upaya pemerintah daerah dalam mendorong percepatan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di daerah, guna mendukung target nasional satu juta dosis per hari.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

"Proses pelaksanaan vaksinasi di daerah itu berjalan aman dan lancar. Tidak ada masalah karena warga tidak keberatan untuk memperoleh vaksinasi," katanya.

Tetapi, katanya, sementara ini stok vaksinnya kosong sehingga vaksinasi belum dapat dilanjutkan. Pemerintah setempat telah mengajukan permohonan penambahan stok dosis vaksin untuk daerah itu kepada pemerintah pusat melalui pemerintah provinsi.

Belasan Kali Erupsi di Gunung Api Ile Lewotolok Lembata NTT

Dia berharap, vaksin untuk daerah itu dapat segera dikirim agar proses pelaksanaan vaksinasi dapat dilanjutkan.

Data Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi NTT menunjukkan, hingga Rabu, 2 Juni, Kabupaten Sabu Raijua memiliki 342 kasus positif terkonfirmasi COVID-19. Sebanyak 306 orang di antara mereka sudah sembuh, 30 orang masih dirawat, dan 6 orang meninggal dunia. (ant)

Menteri Kesehatan RI  Budi Gunadi Sadikin

Penyakit Menular Arbovirosis Jadi Ancaman Baru, Menkes Budi: Lakukan 5 Hal Ini untuk Menanganinya

Penyakit arbovirosis atau infeksi yang disebabkan oleh sekelompok virus yang menyebar ke manusia melalui gigitan serangga, terus mengancam secara global. Termasuk DBD.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024