Megawati Ingatkan Kepemimpinan Strategik Tidak demi Pencitraan

Megawati Soekarnoputri usai menerima gelar profesor kehormatan Ilmu Pertahanan bidang Kepemimpinan Strategik dari Universitas Pertahanan (Unhan) RI, di kampus Unhan, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Jumat, 11 Juni 2021.
Sumber :
  • VIVA/Eduward Ambarita

VIVA – Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri menjelaskan tentang karakter kepimpinan strategik. Menurut dia, karakter dengan kepemimpinan itu haruslah benar-benar turun ke lapangan, bukan sekadar demi pencitraan.

Jubir Ungkap Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club', Megawati Diajak?

“Kepemimpinan strategik juga tidak bisa berdiri atas dasar pencitraan,” kata Megawati mengatakan itu dalam orasi ilmiahnya usai menerima gelar profesor kehormatan (Guru Besar Tidak Tetap) Ilmu Pertahanan bidang Kepemimpinan Strategik dari Universitas Pertahanan (Unhan) RI, di kampus Unhan, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Jumat, 11 Juni 2021.

Megawati lantas mengutip pernyataan Jim Collins, seorang peneliti dan penulis berkebangsaan Amerika Serikat, mengenai kepemimpinan yang membangun organisasi jauh lebih penting, ketimbang sekadar membangun popularitas secara pribadi. 

Respons Gibran soal Prabowo Mau Libatkan Megawati saat Menyusun Kabinet

Kepemimpinan strategik, kata Megawati, memerlukan kerja turun ke bawah, dan langsung bersentuhan dengan rakyat bawah atau wong cilik.

“Sebab ukuran kemajuan suatu bangsa, parameter ideologis justru diambil dari kemampuan negara di dalam mengangkat nasib rakyat yang paling miskin dan terpinggirkan,” kata Megawati.

Politikus Muda PDIP: Jokowi Membakar Rumahnya Sendiri

“Itulah tanggung jawab etik dan moral terbesar seorang pemimpin menghadirkan terciptanya keadilan sosial,” ujar putri Proklamator Sukarno itu.

Megawati lalu mengajak agar kritik dan otokritik dilakukan sebagai refleksi bersama bagi seluruh elemen bangsa.

"Saya mengajak seluruh elemen bangsa, khususnya para pemimpin di jajaran pemerintahan negara, baik pusat maupun daerah, pimpinan partai politik, TNI, Polri dan seluruh aparatur sipil negara, untuk mengambil hikmah terbesar tentang makna kepemimpinan strategik yang berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat,” kata Megawati.

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menjelaskan tugas-tugas para staf khusus presiden usai mereka bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 2 Desember 2019.

Istana: Ada atau Tidak Ada Presidential Club, Presiden dan Mantan Presiden Penting Bersilaturahmi

Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana, menegaskan pentingnya seorang Presiden untuk terus bersilaturahmi dengan semua mantan Presiden. Hal itu dilakukan Jokowi.

img_title
VIVA.co.id
3 Mei 2024