Istilah Taliban di KPK, Mantan Pimpinan Beri Penjelasan

Gedung Merah Putih KPK
Sumber :
  • VIVA/Andry Daud

VIVA – Mantan Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), M Jasin membongkar kenapa sampai ada istilah taliban di dalam komisi antirasuah itu.

Cerita Brian Siawarta Jadi Pendeta, Malah Pilih Belajar Agama Islam

Sejumlah pihak menganggap, istilah taliban lebih dikaitkan dengan paham agama. Namun Jasin menjelaskan, istilah taliban yang sering menuai pro dan kontra di lembaga antirasuah itu justru tidak berkaitan dengan agama atau kepercayaan tertentu.

"Taliban itu sebenarnya bahwa orang-orang itu tidak bisa dipengaruhi tidak bisa diremote dari luar, gampangnya karena dia taat pada peraturan perundangan dan taat pada kode etik," jelas Jasin, seusai menjalani pemeriksaan di Komnas HAM, Jakarta, Jumat, 18 Juni 2021.

Pendeta Brian Siawarta Bersyukur Jadi Minoritas di Indonesia, Kenapa?

Baca juga: Prof Romli: Kehadiran Pimpinan KPK ke Komnas Hapus Tudingan Miring TWK

Jasin mencontohkan, pegawai KPK yang dianggap taliban itu, tak tergoda dengan tawaran pihak luar saat menjalankan tugas memberantas korupsi.

Mengenal Agama Sikh, Keyakinan yang Dianut Bunga Zainal dan Anak-anaknya

"Diajak makan di restoran tidak mau, dijemput saat kunjungan di daerah sosialisasi misalnya nggak mau. Yang jujur itu disebut taliban oleh teman-temannya. Sok bersih sok suci itu," ujarnya.

Jasin menambahkan, istilah taliban mulai muncul di KPK sejak dimulainya upaya pelemahan komisi tersebut.

"Dari UU-nya maupun dari pegawainya. Belum lama tidak ada istilah itu," kata Jasin.

Jasin menegaskan, KPK bekerja berdasar standar operating procedure (SOP), bukan berdasarkan agama tertentu. Yang jelas, tekan Jasin, istilah-istilah taliban muncul justru dari luar KPK, bukan di internal.

"Intinya kerukunan beragama di KPK itu sudah bagus sekali. Tidak ada yang ekstrim terhadap agama tertentu tidak ada. Nggak toleransi, nggak ada itu. Memang di dalam kode etiknya didasari religiusitas, integritas tanggung jawab, keadilan kepemimpinan, begitu," jelasnya.
 

Jemaah Indonesia akan Dapat Smart Card dari Arab Saudi

Jemaah Indonesia akan Dapat Smart Card dari Arab Saudi, Apa Fungsinya?

Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq bin Fawzan Al-Rabiah memperkenalkan smart card atau kartu pintar untuk jemaah haji di tahun 2024.

img_title
VIVA.co.id
2 Mei 2024