Jokowi: Kita Harus Menanggung Beban Berat Akibat Pandemi COVID-19

Presiden Joko Widodo atau Jokowi
Sumber :
  • Antara

VIVA – Presiden Joko Widodo menyadari telah banyak dampak yang harus ditanggung akibat pandemi COVID. Termasuk dari dunia pendidikan. Kata Presiden, sektor pendidikan apalagi universitas harus tetap berjuang untuk menjalankan proses pembelajaran meski di tengah pembatasan.

Hal itu dikatakan Jokowi dalam acara Konvensi Kampus XVII dan Temu Tahunan XXIII Forum Rektor Indonesia 2021 secara virtual.

"Saat ini kita harus menanggung beban yang berat akibat pandemi COVID-19. Kita harus berjuang mengatasi permasalahan kesehatan dan permasalahan ekonomi. Kita harus berjuang untuk tetap menjalankan proses pendidikan di tengah pembatasan interaksi dan pertemuan fisik," kata Presiden, Selasa 27 Juli 2021.

Menurut Jokowi, sudah banyak terjadi disrupsi di era kekinian, ditambah makin cepat di era pandemi. Banyak pengetahuan baru yang dikembangkan oleh lembaga peneliti dan praktisi bermunculan. 

Situasi tersebut semakin banyak pula bidang pekerjaan baru bermunculan. Oleh karenanya, Kepala Negara, menekankan agar lembaga pendidikan tinggi dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan perkembangan zaman.

Juga Presiden mendorong dunia kampus agar berkolaborasi dengan ahli dan praktisi di bidangnya.

"Jangan sampai pengetahuan dan keterampilan mahasiswa itu justru tidak menyongsong masa depan. Pengetahuan dan keterampilan yang hebat di masa kini bisa jadi sudah tidak dibutuhkan lagi dalam lima tahun atau sepuluh tahun ke depan. Mahasiswa harus disiapkan (untuk) menguasai pengetahuan dan keterampilan yang relevan untuk zamannya," ujar Jokowi.

Inovasi amat penting, kata Jokowi. Dan masa pandemi menuntut hal tersebut. Perubahan terjadi bukan pada lanskap ekonomi, tapi juga politik dan sosial budaya masyarakat dampak dari revolusi industri 4.0.

Jokowi Nonton Timnas Indonesia U-23 Vs Irak di Kamar: Menang InsyaAllah

"Kita harus akui bahwa teknologi telah menjadi master disrupsi. Perdagangan telah bergeser menjadi e-commerce. Dunia perbankan telah disrupsi oleh hadirnya fintech dan berbagai macam payment," ucap Jokowi.

Jokowi juga menyampaikan keberaadaan kampus memberikan kesempatan kepada para mahasiswa untuk mengembangkan talenta. Mahasiswa di jurusan yang mereka ambil, tidak perlu atau melulu harus belajar tentang hal yang sepenuhnya sama. 

Pemerintah Sudah Gelontokan Dana Desa Rp 609,68 Triliun Sejak 2015

Lulusan perguruan tinggi tidak berarti nantinya harus berprofesi mengikuti jurusan yang diambil.

"Setiap mahasiswa mempunyai talentanya masing-masing, dan talenta ini yang harus digali, difasilitasi, dan dikembangkan. Itulah esensi dari program Kampus Merdeka dan Merdeka Belajar," ungkapnya.

Jokowi Resmikan Sejumlah Jalan di NTB, Telan Biaya Rp211 Miliar
Universitas Pelita Harapan (UPH)

Kampus di Tangerang Buka Program Pertukaran Pelajar ke Luar Negeri, Ini Syarat dan Kuotanya

Student Mobility Program memiliki tiga program pertukaran pelajar, yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk studi di luar negeri selama 1-2 semester.

img_title
VIVA.co.id
3 Mei 2024