Cerita Gatot Awal Tahu Diorama Penumpas PKI Hilang di Markas Kostrad

Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo. (foto sebelum pandemi)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Arif Firmansyah

VIVA – Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menyampaikan ada indikasi institusi TNI disusupi oleh PKI. Hal ini ia ungkapkan lantaran diorama tokoh penumpasan Gerakan 30 September PKI (G30S PKI) di Museum Dharma Bhakti Markas Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) di Jakarta hilang.

Gara-gara Rumah Dinas Bagus Ini,Pasukan Tengkorak Kostrad Diganjar 5 Miliar Sama Jenderal TNI Maruli

Gatot pun menjelaskan, awal dirinya mengetahui bahwa diorama itu telah tak ada berdasarkan laporan yang ia terima. Karena tak percaya, ia pun memerintahkan seseorang mengecek kebenaran informasi tersebut.

“Saya ini kan mantan Pangkostrad, ada yang memberitahu saya, mereka sedih pak, diorama ini hilang, ah saya tidak percaya. Akhirnya saya suruh orang (memastikan) tapi tidak berani. Saya cari tolong fotokan saja. Begitu difoto baru saya yakin, tidak mungkin saya bicara tanpa fakta, bener kan ternyata tidak ada patungnya di situ,” kata Gatot dalam dalam Kabar Petang tvOne yang dikutip VIVA, Selasa, 27 September 2021.

KSAD Tegaskan TNI AD Tegak Lurus Selama Masa Transisi Kepimpinan Presiden Jokowi

Ia pun bercerita bagaimana dulu Presiden Soeharto mengakui bahwa ada kekurangwaspadaan dan selalu berpikir positif mengenai PKI. Pada saat itu, kata Gatot, PKI dianggap sama dengan partai lainnya yang ingin berbuat baik kepada rakyat.

“Tapi ternyata karena ketidakwaspadaan itu kurang jadi pengkhianatan dan hampir berhasil,” ujarnya.

Samson, Pemberontak OPM yang Serang Markas Koramil di Papua Tobat dan Serahkan Diri ke Prajurit TNI

Gatot pun menyebut jika benar analisa dirinya bahwa TNI sudah disusupi PKI maka adalah suatu hal yang berbahaya. Sebab, ia mengatakan bahwa TNI merupakan benteng terakhir menjaga ideologi negara.

“Karena setiap prajurut TNI itu disumpah di atas kitab sucinya masing-masing. Sumpah yang pertama ada menyatakan setia kepada NKRI yang berdasarkan pancasila dan UUD 45,” katanya.

Ia pun mempertanyakan mengapa hilangnya diorama tokoh penumpasan Gerakan 30 September PKI (G30S PKI) terjadi pada bulan September. Menurutnya, jika salah satu bagian diorama hilang maka sudah tidak bermakna lagi.

“Nah diorama itu ada patungnya, ada mejanya, ada suasananya, apabila satu hilang tidak bermakna diorama. Mengapa pada bulan September ini itu bisa hilang. Tidak mungkin menurut logika saya ini itu bisa hilang tanpa diketahui publik. Ini jadi pertanyaan saya,” katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya