Jokowi dan PM Malaysia Bahas Perlindungan WNI hingga Batas Negara

Presiden Jokowi dan PM Malaysia Sri Ismail Sabri Yaakob
Sumber :
  • VIVA/ Eduward Ambarita

VIVA – Presiden Joko Widodo menerima Perdana Menteri Malaysia Sri Ismail Sabri Yaakob, di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, pada Rabu 10 November 2021. Kedua pemimpin itu membahas banyak hal.

Putu Rudana: RI Harus Ada Omnibus Law, Kaukus Air DPR untuk Bantu Turut Berperan

Awalnya kedatangan PM Sri Ismail disambut tarian dan musik daerah. Kedatangan Dato’ Sri Ismail ini juga adalah yang pertama kalinya ke Tanah Air sebagai Perdana Menteri setelah menggantikan Muhyiddin Yassin, belum lama ini.

Saat pertemuan, Presiden Jokowi menjelaskan, kunjungan ini merupakan kehormatan bagi Indonesia. Mengingat kedua negara adalah bertetangga.

Jokowi Harap Wafatnya Presiden Iran Tak Berdampak pada Harga Minyak Dunia

"Sebagai negara tetangga dekat dan bangsa serumpun kita harus memperkuat kerja sama berdasarkan prinsip yang saling menghormati dan menguntungkan," kata Jokowi, Rabu 10 November 2021.

Berharap Segera Diselesaikan

Respons Jokowi Tak Diundang Rakernas PDIP ke-V

Lebih lanjut Kepala Negara menjelaskan, pertemuannya dengan PM Sri Ismail membahas banyak hal dan sangat terbuka sebagai sahabat. Diantaranya adalah membahas perlindungan WNI yang bekerja di Negeri Jiran hingga pembicaraan mengenai batas antar dua negara.

"Agar bisa segera diselesaikan. Dan kita harap karena ini sudah agak lama progresnya kita berharap dalam waktu yang sesingkat-singkatnya masalah ini bisa segera diselesaika," ujar Presiden.

Kedua kepala pemerintahan ini pula berbicara masa pemulihan ekonomi di masa pandemi COVID-19. Dan juga yang tak kalah penting, berbicara mengenai isu kawasan yang berkaitan dengan Laut China Selatan dan situasi politik di Myanmar.

"Untuk mendukung pemulihan ekonomi tadi kita sudah sepakat dibuat travel corridor arrangement yang secara bertahap kita buka satu per satu," jelas Jokowi.

Turut mendampingi Presiden Jokowi yakni Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya