Cuaca Buruk di Cilegon Sebabkan Kerusakan dan Kapal Kandas

Ilustrasi cuaca buruk.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rahmad

VIVA - Cuaca ekstrem dan gelombang tinggi masih bisa terjadi sewaktu-waktu di Perairan Merak, Kota Cilegon, Banten. Ketinggiannya antara 1,5 meter hingga 2,5 meter.

Ngeri! Penampakan Angin Puting Beliung 'Hadang' Nelayan di Perairan Madura

Ilustrasi Dermaga II Pelabuhan Merak, Banten.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman

Berbagai Insiden

Baru 79 Persen Pemudik yang Kembali Menyebrang dari Sumatera ke Jawa

Cuaca buruk itu mengakibatkan berbagai insiden di dalam kapal dan merusak fasilitas di Pelabuhan Merak. Ada beberapa kejadian dalam satu pekan terakhir yang diakibatkan oleh cuaca buruk.

Peristiwa pertama yakni rusaknya movable bridge (MB) di Dermaga VI atau Dermaga Eksekutif yang dihantam kapal saat sandar hingga tidak bisa digunakan beberapa waktu.

Bus dan Truk Padati Pelabuhan Bakauheni, Melonjak dibandingkan Sehari Sebelumnya

"Dampak yang terjadi terhadap cuaca ekstrem di Pelabuhan Merak itu ada dermaga yang mengalami kerusakan, contohnya pada Dermaga VI, ada MB yang rusak atau patah as, akibat benturan kapal yang sandar, sementara dialihkan ke dermaga 5, diperbaiki dan saat ini sudah beroperasi kembali," kata Kepala BPTD Wilayah VIII Banten, Handjar Dwi Antoro, di kantornya, Selasa, 8 Februari 2022.

Baca juga: Potensi Cuaca Buruk, KSOP Banten Keluarkan Notice To Marine

Kerusakan pada Bantalan Kapal

Kerusakan lainnya pada fender atau bantalan kapal untuk sandar di Dermaga VII. Saat ini masih dilakukan perbaikan oleh PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Merak.

Kemudian ambrolnya talud di Dermaga VII akibat diterjang ombak besar. Ada lagi kandasnya kapal tongkang di pantai Merak Beach Hotel, akibat terseret ombak besar dan angin kencang di Selat Sunda.

"Kendaraan yang tertimpa truk, akibat gelombang tinggi juga, tertimpa kendaraan bermuatan pisang di dalam Kapal Jatra 2, dari (Pelabuhan) Bakauheni menuju Merak," katanya.

Kerusakan di Dermaga VI dan Dermaga VII selain karena cuaca buruk dan gelombang tinggi, disebabkan juga tidak adanya break water atau pemecah gelombang. Jika pemecah gelombang itu ada, bisa mengurangi kuatnya arus ke kapal dan menghindari benturan badan kapal dengan dermaga.

"Salah satunya itu (tidak ada break water), mereka berhadapan langsung dengan laut lepas, kalau dilihat dari sisi break water, idealnya memang perlu diredam," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya