Mencekam, Desa di Banyuwangi Jadi Medan Perang 2 Perguruan Silat

Desa Sukorejo, Kec Bangorejo Banyuwangi jadi lokasi bentrok dua perguruan silat
Sumber :
  • FB Infoseputar Banyuwangi

VIVA – Bentrok dua kelompok perguruan silat di Desa Sukorejo, Kecamatan Bangorejo, Banyuwangi benar-benar mencekam. Kesaksian warga di lokasi, massa yang datang jumlahnya sekitar 1.000 orang. Mereka berjalan kaki dari dua arah. Rata-rata masih berumur remaja. 

6 Perguruan Pencak Silat Indonesia Tersebar di Dunia, Ada Muhammadiyah

Massa terlihat ada yang membawa bom molotov dan senjata tajam. Ada juga yang membawa pentungan kayu. "Situasinya mencekam. Sekitar pukul 02.00 WIB, massa datang dengan jalan kaki," kata Iksan, salah satu warga di lokasi kejadian.

Pergerakan massa menuju sebuah rumah yang menjadi pusat perguruan lainnya. Akhirnya, kedua kubu saling serang.

3 Pesilat Keroyok Seorang Bocah, Alasannya Bikin Geleng Kepala

"Ketika kejadian, warga tidak berani keluar rumah. Hanya bisa melihat dari dalam. Mirip bom molotov dilemparkan," jelasnya.

Kejadian ini seperti perang terbuka. Dalam situasi gelap gulita, suara lemparan batu terdengar bertubi-tubi. "Terlihat juga ada yang datang membawa lampu sorot," jelasnya.

Meresahkan, Ratusan Oknum Perguruan Silat Diamankan Polisi saat Konvoi di Jombang

Massa juga melempari rumah yang dijadikan sasaran dengan batu. Bentrokan mereda setelah ada yang terluka parah, kemudian aassa memilih bubar.

Kepala Desa Sukorejo, Samsudin mengatakan kejadian bentrok ini terjadi dua hari berturut-turut. Malam sebelumnya, massa juga terlibat bentrok. Namun, tak sampai adu fisik. Lalu, bentrok meletus lagi, Kamis dini hari.

"Kami berharap, bentrok tak terjadi lagi. Kasihan warga," tegasnya.

Samsudin mengatakan sejumlah warga memilih mengungsi dan meninggalkan rumahnya masing masing takut terjadi bentrok susulan. Terutama warga yang rumahnya dekat lokasi bentrok. 

"Trauma warga ini bukan tanpa alasan. Dua hari berturut-turut terjadi bentrok yang menakutkan warga," kata Samsudin

Bentrok ini menyebabkan enam rumah warga rusak. Paling parah satu rumah. Kacanya pecah dilempari massa. Padahal, warga di sekitar lokasi tidak terkait dengan perguruan silat. Warga juga resah aksi susulan akan terus terjadi.
 
Selain rumah warga, sebuah musola juga ikut dilempari massa. Pihaknya berharap, bentrok serupa tidak pernah muncul lagi. "Harapannya, segera ada solusi dan perdamaian. Jadi, warga bisa kembali tenang," tegas Samsudin.

Pintu Masuk Banyuwangi Disekat

Sementara itu, personel gabungan TNI/Polri bergerak cepat mengantisipasi bentrok susulan dua kelompok perguruan silat. Selain mengamankan lokasi bentrok, pengamanan di pintu masuk Kabupaten Banyuwangi ikut diperketat. Petugas merazia rombongan pemotor yang akan masuk wilayah ini.

"Penjagaan pintu masuk ke Banyuwangi kami perketat bersama jajaran TNI. Ini mengantisipasi aksi susulan dari luar daerah," kata Wakapolresta Banyuwangi, AKBP Didiek Hariyanto.

Polisi melakukan penyekatan di perbatasan Banyuwangi, mencegah bentrok ormas

Photo :
  • Antara

Razia dilakukan di perbatasan Banyuwangi – Jember dan Banyuwangi-Situbondo, termasuk Bali. Menurut Wakapolresta, tim sudah bergerak di lapangan mengamankan wilayah perbatasan Banyuwangi. Harapannya, bisa mencegah sejak dini kemungkinan terjadinya aksi bentrok susulan.

"Tim cyber crime juga terus menelusuri kemungkinan provokasi di media sosial. Sudah jalan," tegas Wakapolresta.

Selain wilayah perbatasan, polisi juga memperketat pengamanan di sekitar Desa Sukorejo. Pengamanan jalur yang menuju wilayah ini dipertebal. Bahkan, satu SSK pasukan Brimob disiagakan di lokasi. Personel dari Polresta Banyuwangi juga ikut siaga di lokasi.

Sebelumnya diberitakan, dua kelompok massa dari perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dengan Pagar Nusa di Desa Sukrejo, Kecamatan Bangorejo, Banyuwangi, Jawa Timur, terlibat bentrok pada Kamis dini hari, 10 Maret 2022. 

Satu orang dilaporkan tewas dan belasan orang mengalami luka-luka. Akibat bentrokan tersebut 6 rumah warga rusak. Penyebab bentrokan dua kelompok massa ini dipicu kesalahpahaman karena saling ejek di media sosial. 

Diketahui, bentrok antar dua kubu terjadi sejak dua hari terakhir dan membuat suasana desa menjadi mencekam setiap malamnya. Ratusan orang dari kedua kelompok perguruan silat ini sering melakukan konvoi melakukan sweeping.

Meski sudah dihalau ratusan aparat Kepolisian dari Polresta Banyuwangi, namun bentrokan antara kedua kelompok pencak silat ini tak terbendung. Puncaknya, pada Kamis dini hari, kedua kelompok terlibat bentrok fisik di Desa Sukorejo. 

"Sampai saat ini, informasi satu yang meninggal dunia, lainnya luka-luka," kata Wakapolresta Banyuwangi, AKBP Didik Hariyanto, Kamis, 10 Maret 2022.

Laporan: Happy Oktavia/tvOne Banyuwangi 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya