TPA Antang Makassar Over Kapasitas, Tumpukan Sampah Tembus 50 Meter

Tumpukan Sampah yang sudah menggunung di TPA Antang Makassar.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Supriadi Maud

VIVA – Tumpukan sampah di Tempat pembuangan akhir (TPA) Antang di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) jadi sorotan. Sampah yang sudah menggunung menumpuk itu sudah melebihi kapasitas. 

Mengolah Sampah dengan Sistem Desentralisasi

Pantauan VIVA di lokasi, area TPA yang berada  du Tamangapa, Manggala itu sudah menggunung hingga ketinggian 50 meter. 

Plt Kabid Persampahan dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Makassar Kahfiyani, mengatakan, luas lahan 19,1 hektare di TPA Antang sudah tak bisa menampung jumlah sampah warga di Kota Makassar. Menurutnya, hal ini karena lahan pembuangan sampah masih terbatas.

Buku Citarum Harum Diluncurkan dalam Rangkaian Acara World Water Forum

"Iya, jadi keliatan memang jika ketinggian sampah di TPA. Ada yang tinggi sampahnya 40 meter sampai 50 meter. Itu sudah over, karena melebihi kapasitas," kata Kahfiyani saat dikonfirmasi pada Sabtu, 26 Maret 2022. 

Kahfiyani menyampaikan produksi sampah harian di Kota Makassar rata-rata 1.000 ton perharinya. Ia bilang kondisi itu masih jadi persoalan lantaran TPA sudah sesak. 

Tinjau TPPAS Lulut Nambo, Sekda Herman Suryatman Sebut Operasionalisasi Diperkirakan Akhir Juni 2024

"Kondisi lahan yang sangat terbatas juga. Itulah kenapa yang kita pikirkan sekarang bagaimana sampah kurang lebih 1.000 ton sampah harus masuk TPA tiap hari," jelas Kahfiyani. 

Dia menambahkan, terkait daya tampung dan berapa jumlah sampah di dalam TPA, belum ada data resmi terakhir. "Dan, baru tahun ini mau dilakukan pengkajian terkait hal itu," sebutnya.

Adapun, Kepala DLH Kota Makassar Aryati Puspa Abadi mengatakan, saat ini pihaknya kembali memasifkan bank sampah untuk volume sampah yang masuk ke TPA. Menurutnya, dengan cara itu bisa sebagai solusi untuk tempat pengelolaan sampah dengan menjalankan sistem reuse-reduce-recycle (TPS3R). 

Puspa menambahkan, pentingnya kebijakan dan strategi daerah (Jakstrada). Ia  menyinggung sudah ditekankan 30 persen sampah harus dikurangi. Kemudian, 70 persen lainnya dikelola. 

"Di 2018 itu kan ada kurang lebih 1.000 bank sampah, yang tercatat sekarang tinggal 360 lebih bank sampah yang aktif," tuturnya.

Dia berharap sampah yang punya nilai ekonomis dengan masih bisa diolah di bank sampah. "Jadi, tidak terlempar ke TPA," ujar Puspa. 

Lebih lanjut, Puspa berharap sampah yang bersumber baik dari rumah tangga hingga dunia usaha agar dilakukan pemilahan sampah dari awal. Dengan demikian, sampah yang terbuang di TPA adalah sampah yang tidak punya nilai ekonomis. 

"Makanya kemarin edaran pak wali pengaturan jadwal pembuangan sampah termasuk tiap kecamatan memasifkan bank sampah untuk mengurangi volume sampah," tutur Puspa.

Laporan: Supriadi Maud/Sulawesi Selatan

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya