Heru Budi Mau Contoh Singapura dan Jepang agar Jakarta Punya TPA Lumpur

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono
Sumber :
  • ANTARA/Andi Firdaus

Jakarta - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyebut Jakarta tak memiliki lahan untuk tempat pembuangan sampah di daratan. Maka itu, ia mengusulkan agar Jakarta memiliki Tempat Pembuangan Akhir (TPA) untuk lumpur sedimen di wilayah Kepulauan Seribu.

Mengolah Sampah dengan Sistem Desentralisasi

"Selain RDF, selain TPS 3R per wilayah kelurahan, per kecamatan dalam kapasitas yang lebih besar lagi dan ke depan untuk 50 tahun ke depan bisa membangun TPA disekitar Kepulauan Seribu, konsepnya tentunya tidak sampah saja tapi bisa lumpur di 13 sungai di Jakarta," ujar Heru Budi di di kawasan Rorotan, Jakarta Utara, Senin, 13 Mei 2024.

Ia mengatakan Pemprov DKI bisa mencontoh konsep yang ada di negara tetangga, yaitu Singapura bahkan Jepang. Heru meminta DLH DKI bisa mempertimbangkan konsep tersebut.

7 Fakta COVID-19 Melonjak di Singapura, Sepekan Capai 25 Ribu Kasus

(Ilustrasi) Truk sampah

Photo :
  • Sherly / VIVA.

"Konsepnya bagaimana? Kita lihat saja di Singapura, Jepang yang nanti menjadi pulau, dan ini saya minta di kaji oleh DLH bersama dengan pecinta lingkungan, akademisi, untuk ke depan bisa dilaksanakan, sudah tidak ada lagi tempat membuang sampah di daratan," kata dia.

Terpopuler: Manfaat Kurma hingga Kasus COVID-19 Melonjak di Singapura

Di sisi lain, Heru menjelaskan bahwa setiap hari Jakarta mengeruk lumpur di setiap sungai. Jika Jakarta memiliki lahan sendiri untuk membuang lumpur, Pemprov DKI bisa menggunakan lahan tak terpakai untuk membangun Ruang Terbuka Hijau (RTH). 

"Maka lokasinya adalah salah satunya yang pantas adalah yang layak dikaji adalah di wilayah utara. jadi nanti pembuangan sampah itu termasuk sedimen menjadi pulau-pulau itu adalah untuk bisa pengolahan dinas taman, dan juga tentunya untuk pengolahan sampah itu sendiri dan kita bisa menambah RTH," kata dia. 

Sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono bersama jajaran Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta melakukan groundbreaking pembangunan fasilitas pengolahan sampah Refuse Derived Fuel (RDF) Plant Jakarta di Rorotan, Jakarta Utara, pada Senin, 13 Mei 2024. Ia menyebutkan, tempat ini merupakan salah satu fasilitas pengolahan sampah menjadi RDF yang terbesar di dunia.

Ilustrasi Sampah Plastik

Photo :
  • ist

“Kapasitas pengolahan sampah pada fasilitas ini mampu mengolah 2.500 ton sampah per hari, serta akan menghasilkan produk berupa RDF atau bahan bakar alternatif sebanyak 875 ton per hari. Fasilitas ini akan menjadi salah satu yang terbesar di dunia," kata Heru.

Ia mengatakan RDF Plant Jakarta ini dibangun di atas tanah milik Pemprov DKI Jakarta seluas 7,87 hektar yang berlokasi di Kelurahan Rorotan, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Heru menyebutkan, saat ini Jakarta harus memprioritaskan pengelolaan sampah dalam kota agar beban Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang makin berkurang.

Ia menambahkan, anggaran untuk membangun fasilitas kelas dunia ini bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemprov DKI Jakarta Tahun 2024. Menurut rencana, fasilitas RDF Plant Jakarta ini akan beroperasi pada 2025 dan diharapkan bisa beroperasi untuk menopang pengelolaan sampah dari hulu ke hilir di dalam kota Jakarta. 

"Ini adalah bagian terkecil dari salah satu upaya Pemprov DKI Jakarta untuk mengendalikan masalah sampah. Salah satunya adalah RDF. Banyak teknologi lainnya yang bisa juga diterapkan di DKI Jakarta, tetapi sebisa mungkin Pemprov DKI menghindari tipping fee," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya