Atet Bantah Catut Nama Mbak Tutut dan Prabowo

Ilustrasi tempat penyekapan.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA – Mantan Direktur Utama PT. Indocertes, Atet Handiyana Juliandri Sihombing angkat bicara mengenai tudingan saksi yang dihadirkan dalam sidang dugaan penyekapan yang digelar di Pengadilan Militer Kamis kemarin. Atlet dengan tegas membantah tudingan yang kerap mencatut sebagai anak angkat Siti Hardiyanti Rukmana alias Mbak Tutut, anak sulung Presiden ke-2 RI Soeharto, dan mengaku keponakan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Megawati Belum Putuskan soal Usulan Kerja Sama dengan Prabowo

Hal itu sebagaimana keterangan yang disampaikan KS, pemilik tunggal PT. Indocertes saat menjadi saksi sidang lanjutan kasus dugaan penyekapan.

“Sesuai dengan gelar perkara di Bareskrim, bahwa jelas sudah disampaikan tidak ada bukti dan saksi yang menyatakan saya mencatut nama-nama di atas,” kata Atet dalam keterangan tertulisnya pada Jumat, 22 April 2022.

Prabowo Tetap Dikawal Satgas Pengamanan Capres Polri hingga H-30 Pelantikan

Justru, kata Atet, yang ada adalah pemutarbalikan fakta pembenaran bahwa mereka telah melakukan penyekapan kepada dirinya. Dengan demikian, Atet menegaskan bahwa tudingan KS dalam persidangan merupakan fitnah dan tak berdasarkan fakta.

“Keterangan di atas adalah sepihak tanpa disertai bukti bukti dan saksi. Ini adalah fitnah yang luar biasa,” jelas dia.

Isu Partai Rival Gabung Dukung Prabowo, Sangap Surbakti Khawatir Bisa Jadi Duri dalam Daging

Tentu, Atet menyerahkan sepenuhnya kasus dugaan penyekapan ini kepada proses hukum yang sedang berlangsung di Pengadilan Militer. “Kembalikan semua ke proses hukum yang saat ini dilakukan di Pengadilan Militer dan berbicara sesuai dengan fakta serta bukti,” ujarnya.

Keterangan saksi

Sebelumnya diberitakan, sidang lanjutan kasus dugaan penyekapan kali ini menghadirkan saksi penting yaitu KS yang merupakan pemilik tunggal PT. Indocertes. 

Saksi memberikan keterangan di depan pengadilan yang dipimpin Hakim Ketua Letkol Chk Rizky Gunturida, didampingi Mayor Chk Subiyanto, dan Kapten Chk Nurdin Rukka sebagai anggota, serta Oditur Letkol Chk Upen Jaya Supena.

Pada sidang ini, terungkap kronologi Atet bisa diangkat sebagai Direktur di perusahaan alutsista tersebut. Pada awal Juli 2021, Atet berkenalan dengan KS dan mengaku sebagai anak angkat Siti Hardiyanti Rukmana alias Mbak Tutut, anak sulung Presiden ke-2 RI Soeharto. Atet juga mengaku keponakan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Pertemuan pertama, Atet membuat KS terkejut. Atet mengeluarkan pistol. "Dia (Atet) bilang, saran Mbak Tutut kalau ketemu orang baru harus begini (keluarkan pistol). Jadi dia selalu bawa-bawa Mbak Tutut," kata KS. 

Atet pun meyakinkan KS bahwa ia bisa membantu melancarkan bisnis PT Indocertes karena mengklaim punya kedekatan hubungan dengan para pejabat TNI AD dan Kementerian Pertahanan (Kemhan). Bermula dari klaim-klaim inilah Atet kemudian mulai meminta jabatan di perusahaan dan diikuti permintaan sejumlah dana bernilai fantastis. 

Pertemuan pertama, Atet membuat KS terkejut. Atet mengeluarkan pistol. "Dia (Atet) bilang, saran Mbak Tutut kalau ketemu orang baru harus begini (keluarkan pistol). Jadi dia selalu bawa-bawa Mbak Tutut," kata KS. 

Atet pun meyakinkan KS bahwa ia bisa membantu melancarkan bisnis PT Indocertes karena mengklaim punya kedekatan hubungan dengan para pejabat TNI AD dan Kementerian Pertahanan (Kemhan). Bermula dari klaim-klaim inilah Atet kemudian mulai meminta jabatan di perusahaan dan diikuti permintaan sejumlah dana bernilai fantastis. 

“Biar meyakinkan, bisa enggak saya dikasih jabatan sementara jadi direktur utama?” ujar KS menirukan ucapan Atet. 

KS pun mengiyakan permintaan itu sembari menjelaskan bahwa meski mengangkat Atet sebagai direktur, ada akte pengikat yang menyebut bahwa pengangkatan direktur ini hanya formalitas. Direktur tidak punya hak apapun atas perusahaan.

Sejak jadi Direktur itulah, Atet disebut mulai meminta sejumlah uang bernilai puluhan miliar rupiah. “Atet itu minta uang sampai 18 kali selama 3 minggu. Nilainya kalau dari pencatatan bagian keuangan perusahaan, mencapai Rp87 miliar,” ujar KS. 

Selama proses pemberian dana-dana itu, Atet minta penyerahan dalam bentuk tunai tanpa tanda terima.  Kecurigaan KS mulai muncul ketika ia bertemu dengan mantan Dirsen Pussenif Brigjen AP. KS mengonfirmasi kepada Brigjen AP apa benar ada pertemuan Atet dengan dirsen lama dan baru. Sebab, pengakuan Atet ke KS bahwa ia ketemu para dirsen.

"Bang pernah ketemu Atet,” KS menirukan obrolannya dengan Brigjen AP. 

KS sampai menunjukkan foto Atet. Brigjen AP menjawab tidak pernah ketemu Atet. KS terkejut luar biasa.  KS kemudian menghubungi Asintel TNI AD. 

“Saya kayaknya kena tipu nih,” kata KS mengingat ucapannya kepada Asintel TNI AD. 

Selanjutnya, KS melapor kepada Asintel dugaan pencatutan nama pejabat TNI AD diikuti penipuan ini. Kecurigaan itu pun menguat saat data buku tamu di Kemhan menunjukkan tidak pernah ada kunjungan tamu bernama Atet Handiyana Sihombing. 

Di lain waktu, KS menemui Yanti, asisten pribadi Mbak Tutut untuk mengonfirmasi apa benar Atet anak angkat Mbak Tutut. “Jawabannya, Mbak Tutut tidak ada anak angkat," ujar KS.

KS pun menunjukkan foto Atet ke Yanti. Lalu, Yanti menyampaikan bahwa orang yang fotonya KS tunjukkan pernah meminta uang ke keluarga Cendana dengan janji menggolkan Partai Berkarya masuk pemerintahan.

Dalam persidangan, KS sempat terisak. Ia menceritakan PT Indocertes dibangun oleh ayahnya. Sejak ayahnya meninggal, KS lah yang meneruskan memimpin perusahaan. KS mengaku menjaga perusahaan tetap berjalan dengan kerja keras, namun mendapat cobaan luar biasa berat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya