Top, Peternak di Jepara Bisa Tebak Kelamin Janin Sapi Tanpa USG

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di Jepara.
Sumber :
  • istimewa

VIVA – Namanya Mukmin, peternak sapi asal Dusun Sumanding, Kecamatan Kembangan, Kabupaten Jepara. Dikalangan peternak di desanya, nama Mukmin sangat populer. 

Mahfud MD Blak-blakan Soal Langkah Politik Berikutnya Usai Pilpres 2024

Ibaratnya dokter kandungan yang bisa mengetahui jenis kelamin calon bayi di dalam kandungan dengan alat USG, Mukmin pun bisa menebak jenis kelamin janin sapi. Bedanya ia bisa menebak tanpa harus pakai alat USG.

Ia memakai ilmu titen yang menjadi kearifan lokal di desanya. Mengetahui jenis kelamin bayi sapi sangat dibutuhkan di kalangan peternak untuk menentukan usaha apa yang pas untuk anak sapi nantinya. Apakah digemukan atau untuk usaha susu perah.

Ganjar Beri Sinyal PDIP di Luar Pemerintahan, Gerindra Tetap Ajak Bersama-sama

Baca juga: Pelaku Penculikan Bocah Tanah Kusir Sempat Bawa Korban ke Cianjur

Hal itu terungkap saat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melihat dari dekat usaha peternakan sapi di desa tersebut, Kamis 12 Mei 2022.

Petinggi PPP Minta Pimpinan Realistis Segera Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Di sela peninjauan, ia bertemu Mukmin yang punya talenta khusus menerka jenis kelamin bayi sapi dalam kandungan. 

"Tenyata di sini ada yang ahli ilmu titen. Bisa menerka, bayi sapinya nanti jantan atau betina ternyata sudah diketahui. Ia punya ilmu titen dengan cara melihat puting susu induknya," kata Ganjar.

Menurutnya, kemampuan Mukmin sebagai ilmu yang bagus dengan kearifan lokal. Sebab Mukmin mengaku hanya belajar dari pengalamannya beternak sapi sejak kecil.

"Ini ilmu yang bagus sekali dan ada kearifan lokalnya. Mungkin tidak sekolah umum tetapi sejak kecil memelihara sapi itu kan pengalaman yang luar biasa, risetnya parsipiatoris," pujinya.

Ratusan ekor sapi milik warga yang tinggal di kawasan rawan bencana Gunung Merapi di Desa Balerante, Klaten, Jawa Tengah, diungsikan ke tempat evakuasi hewan ternak.

Photo :
  • VIVA/Fajar Sodiq

Pada kesempatan itu Ganjar juga meminta peternak meningkatkan manajemen bisnis kelompok tani ternak sapi. Tujuannya agar peternak sapi, khususnya anggota kelompok tani ternak mendapatkan manfaat lebih dan menjadi standarisasi pemberian bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

"Jadi tidak hanya menggemukkan sapi tapi bagaimana bisnis sapi termasuk turunannya. Ya pakannya, ya kotorannya. Nanti ahli-ahli bisa menjadi narasumber untuk jadi pelatih. Itu bisa kita sharing di beberapa tempat," kata Ganjar.

Ganjar tak memungkiri, bantuan ternak sapi dari pemerintah kepada petani atau peternak tidak semuanya berjalan bagus. Salah satu penyebabnya adalah kemampuan mengelola bisnis yang kurang.

"Harapan kita satu, kalau kita berikan bantuan ternak sapi seperti ini bermanfaat. Ternyata tadi dari kelompok peternak di sini bisa mengelola dengan baik bahkan tambah, bukan hilang. Bisa berkembang," ungkapnya.

Menurutnya, kemampuan manajerial tersebut masih bisa ditingkatkan lagi sehingga nanti bisa direplikasi di tempat lain. Artinya kelompok tani ternak yang akan menerima bantuan dari pemerintah harus memiliki syarat minimal, yaitu naik kelas.

Laporan kontributor tvOne: Teguh Joko Sutrisno/Semarang

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya