Jokowi ke Ukraina, Gibran: Dulu ke Afghanistan Aman-aman Wae

Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka.
Sumber :
  • VIVA/Fajar Sodiq (Solo)

VIVA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ibu Negara Iriana Jokowi mengunjungi ibu kota negara Ukraina, Kyiv. Kunjungan misi perdamaian ke negara yang berkonflik dengan Rusia itu bikin putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka yakin jika orang tua nya aman selama di sana.

Hadiri Qatar Economic Forum, Prabowo Ungkap Hal yang Jadi Prioritas di Pemerintahannya

Seperti diketahui Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Jokowi mengunjungi Kyiv, Ukraina dengan naik kereta api dari Stasiun Przemysl di Polandia. Butuh waktu perjalanan selama 12 jam untuk tiba di Kyiv.

Presiden Jokowi dan Iriana berangkat dengan kereta menuju Ukraina.

Photo :
  • Biro Pres dan Media Istana Kepresidenan.
Soal Usulan Jokowi Jadi Penasihat Prabowo, Pengamat Bilang Begini

Gibran sendiri mengaku tidak deg-degan dan was-was saat kedua orangtuanya mengunjungi dua negara yang sedang terlibat perang. Dia pun yakin jika selama kunjungan ke Ukraina dan Rusia itu berjalan dengan aman dan lancar.

“Nggak (was-was),  nggak apa-apa. Aman, aman, aman,” kata Gibran saat ditemui di Balai Kota Solo, Rabu, 29 Juni 2022.

UKT Naik Dinilai Ancam Generasi Emas Indonesia, Jokowi Diminta Turun Tangan

Ia pun mempertanyakan apa yang harus ditakutkan karena menjelang kunjungan Presiden Jokowi bahwa kondisi di Kyiv, Ukraina aman. “Belum ada berita-berita, aman kok. Apa yang ditakutkan?,” ucapnya.

Menurut Gibran sebelumnya Presiden Jokowi juga pernah mengunjungi negara yang sedang terlibat konflik. Negara yang dikunjungi adalah Afganistan pada 29 Januari 2018 silam. Presiden mengunjungi Afganistan saat negara tersebut terlibat konflik dengan Taliban.

“Dulu juga ke Afghanistan dan aman-aman wae,” tegasnya.

Pakar hukum tata negara dari Sekolah Tinggi Ilmu Hukum IBLAM Radian Syam (kiri)

Soal Wacana Penambahan Jumlah Kementerian, Pakar: Itu Hak Prerogatif Presiden

Pakar hukum tata negara dari Sekolah Tinggi Ilmu Hukum IBLAM Jakarta Dr. Radian Syam menyebut penambahan kementerian dan lembaga negara merupakan hak prerogatif Presiden.

img_title
VIVA.co.id
16 Mei 2024