Pemerintah Dukung Program KBIHU, Tapi...

Ketua PPIH Arab Saudi, Arsad Hidayat
Sumber :
  • MCH 2022

VIVA – Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Arsad Hidayat mengatakan, pihaknya telah meminta KBIHU (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umroh) untuk mengikuti seluruh aturan yang ada di dalam kloter jemaah haji.

Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Pastikan Tak Ada Lagi Haji Ilegal Tahun Ini

"Beberapa hari yang lalu kami sudah mengumpulkan KBIHU dari sektor-sektor di Mekah," kata Arsad kepada Tim MCH (Media Center Haji) di Jeddah, Senin kemarin 17 Juli 2022.

"Pada prinsipnya, kami ingin menyampaikan bahwa pemerintah mendukung program dan peningkatan ibadah melalui KBIHU. Tapi kami minta KBIHU mengikuti seluruh aturan-aturan yang ada dalam kloter," lanjutnya.

Haji Makin Mudah! Menag Yaqut dan Menhaj Tawfiq Bahas Layanan Baru untuk Jemaah Indonesia

Itu sebabnya Arsad meminta setiap KBIHU tidak mengambil inisiatif sendiri dalam menggelar kegiatan. Seperti ziarah keluar kota seperti ke Jeddah, tanpa melaporkan dan mengkomunikasikan kepada petugas kloter.

"Termasuk kaitan pelaksanaan bimbingan, harus korfirmasi dengan petugas di kloter," katanya.

Indonesia-Arab Saudi Perluas Kerja Sama Penerbangan Haji dan Umroh, Intip Kesepakatannya

Terkait pengawasan, PPIHK memiliki Petugas Pengawas KBIHU. Kalau ada KBIHU yang memiliki catatan buruk dan dianggap melakukan pelanggaran, PPIH bakal memberikan teguran kepada KBIHU terkait.

"Tapi hasil komunikasi dengan kami, mereka punya kemauan yang kuat mendukung program pemerintah untuk menyukseskan penyelenggaran haji," jelas Arsad.

Program Ibadah Disesuaikan Kondisi Jemaah

Arsad melanjutkan, KBIHU juga harus menyesuaikan program ibadah yang merekq susun dengan kondisi jemaah. Sehingga kesehatan para jemaah tidak terganggu dan bisa kembali ke Tanah Air dengan sehat.

Seperti diketahui, pasca puncak haji pekan lalu, jumlah pasian jemaah haji Indonesia yang berobat dan dirawat meningkat di Mekah. Mayoritas disebabkan faktor kelelahan dan dehidrasi.

"Sudah disampaikan kepada KBIHU, bahwa setiap KBIHU harus mengukur setiap fisik individu yang menjadi anggotanya. Jadi tidak boleh dipukul rata jemaah tersebut semuanya muda, sehingga diperlakukan seperti halnya orang muda."

"Intinya, ukuran jemaah-jemaah itu harus menjadi konsen para pembimbing di KBIHU. Jangan nanti KBIHU memaksakan umroh sunah berkali-kali sehingga mereka mengabaikan faktor kesehatan yangg dimiliki jemaah yang mungkin ada yg risti (risiko tinggi) atau sakit."

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya