CCTV 'Bantah' Alibi Brigadir J Dibunuh Antara Magelang-Duren Tiga

Polisi berjaga di depan rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Pol. Ferdy Sambo setelah peristiwa baku tembak dua ajudannya di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, Selasa, 12 Juli 2022.
Sumber :
  • ANTARA/Indrianto Eko Suwarso

VIVA Nasional – Satu persatu barang bukti terkait penyebab kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat 
atau Brigadir J mulai terkuak. Terbaru, selain proses ekshumasi, autopsi ulang hingga visum jenazah Brigadir J, Komnas HAM juga mengungkap fakta-fakta dari rekaman video CCTV mulai dari Magelang-Jawa Tengah hingga Duren Tiga-Jakarta Selatan.

Arab Saudi Kutuk Penembakan PM Slovakia

Magelang-Duren Tiga menjadi lokasi yang ikut disorot karena diyakini sebagai tempat kejadian perkara (TKP), sebagaimana alibi pengacara Johnson Panjaitan yang menyebut Brigadir J dihabisi nyawanya dalam perjalanan dari Magelang-Jakarta.

Pihak pengacara bersama pihak keluarga sampai pada kesimpulanbahwa Brigadir J tewas bukan akibat baku tembak, namun ada dugaan upaya penganiayaan yang didasarkan adanya sejumlah luka di tubuh jenazah Brigadir J.  

Detik-detik Casis Bintara Polri Dibuntuti Lalu Dibegal hingga Jari Putus

"Kami masih berkeyakinan bahwa ini bukan cuma tembak-menembak. Ini ada penganiayaan ya dan juga lokasinya juga tidak di sini (rumah Ferdy Sambo) ya," kata Jhonson menemui awak media di Komplek Polri Duren Tiga Jakarta Selatan, Sabtu 23 Juli 2022. 

Rumah dinas Irjen Ferdy Sambo, Kompleks Polri Duren Tiga, Pancoran, Jakarta.

Photo :
  • VIVA/ Anwar Sadat.
OPM Kembali Berulah, Tembak Mati Warga Sipil di Intan Jaya

Alibi tim pengacara Brigadir J itu kemudian diuji melalui alat bukti. Polri bergerak dengan menyita sejumlah CCTV yang merekam perjalanan rombongan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo beserta istri, kemudian ajudan - termasuk Brigadir J - dari Magelang ke Jakarta via jalur darat. 

CCTV tersebut diteliti oleh Labfor Polri, video rekaman dilakukankalibrasi demi kecocokan waktu di mana kasus dugaan pembunuhan tersebut terjadi. Sebab, waktu yang ada di CCTV dengan realtime kejadian harus sama, baru bisa dijadikan alat bukti.

Dari hasil pemeriksaan CCTV yang juga diperlihatkan kepada Komnas HAM, terdapat 20 CCTV   dari 27 titik yang merekam rombongan Irjen Sambo berikut para ajudan mulai dari Magelang, Duren Tiga, hingga Rumah Sakit Polri Kramat Jati. 

Komisioner Komnas HAM, M Choirul Anam memastikan video-video rekaman CCTV tersebut asli, tak ada penyuntingan atau editing.

"Video itu dijelaskan secara scientific. Satu apakah video itu kalau bahasa umumnya, apakah ada editing atau tidak. Tadi dijelaskan tidak ada (editing). (Semuanya) secara scientific," kata  Choirul Anam saat konpers di Komnas HAM, Rabu 27 Juli 2022.

Kemudian, Anam juga menjelaskan soal kerangka waktu yang berbeda satu video dengan video yang lain. Dia menyebutnya dengan mekanisme kalibrasi. "Ada mekanisme namanya kalibrasi. Itu juga dijelaskan bagaimana mekanisme kalibrasinya," ucap Anam.

Komisioner Komnas HAM, M Choirul Anam.

Photo :
  • VIVA/ Rahmat Fatahillah Ilham.

Brigadir J Masih Hidup

Dari 20 video yang diperlihatkan, Anam menegaskan Brigadir J masih hidup saat tiba di Duren Tiga sepulangnya dari Magelang, Jawa Tengah, Jumat, 8 Juli 2022. 

Hal itu merujuk video di Duren Tiga pada Jumat, yang memperlihatkan Irjen Ferdy Sambo masuk terlebih dahulu ke dalam rumah. Beberapa saat kemudian, datang rombongan berikutnya juga dari Magelang

"Di situ terlihat ada Ibu Putri, ada Brigadir Yoshua, dia masih hidup sampai di Duren Tiga. Rombongan lainnya dalam kondisi hidup dan sehat," kata Anam.

Anam menekankan khusus video dari Magelang sampai Duren Tiga, salah satu hal penting yang dilihat oleh Komnas HAM ialah soal Brigadir J masih hidup.

"Di area Duren Tiga, video memperlihatkan ada Irjen Sambo, ada rombongan dari Magelang. Lengkap dengan semua ajudannya termasuk Brigadir J serta istri dari Irjen Sambo," ungkapnya

Selain diperlihatkan soal video, tim dari Komnas HAM juga ditunjukkan soal monitoring keberadaan atau jejaring komunikasi yang terdapat di area Duren Tiga dan Magelang.

Anam menambahkan semua bahan informasi yang diberikan kepada Komnas HAM tersebut akan kembali dipelajari untuk mengusut tuntas kematian Brigadir J.

Disamping itu, Komnas HAM juga akan melanjutkan permintaan keterangan dari pihak siber dan digital forensik untuk penggalian informasi yang membutuhkan dukungan teknologi. "Tinggal sekitar 20 persen lagi yang kami butuhkan untuk perkuat terangnya peristiwa," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya