BMKG: Hari Tanpa Hujan Ekstrem Panjang Meluas di NTT

Air waduk di Kecamatan Alak, Kota Kupang, NTT, yang menyusut saat musim kemarau.
Sumber :
  • ANTARA/Kornelis Kaha

VIVA Nasional – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga untuk mewaspadai Hari Tanpa Hujan (HTH) kategori ekstrem panjang yang semakin meluas di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kento Momota Tak Mau Jauh-jauh dari Bulutangkis Usai Pensiun

"Masyarakat di wilayah-wilayah yang mengalami HTH ekstrem panjang perlu waspada akan ancaman kekeringan karena tanpa diguyur hujan hingga lebih dari 60 hari," kata Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang BMKG Rahmattulloh Adji ketika dikonfirmasi di Kupang, Kamis, 1 September 2022.

Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan hasil pemantauan HTH Dasarian III Agustus 2022 di NTT yang diperbaharui per 31 Agustus 2022.

Brigjen Yusri Sebut Pelat Khusus ZZ Tak Kebal Ganjil Genap Kecuali Dikawal

Petugas BMKG melakukan pemantauan cuaca/Ilustrasi.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Adji menyebutkan wilayah-wilayah yang mengalami HTH ekstrem panjang tersebar di Kabupaten Kupang, Ngada, Sikka, Lembaga, Sumba Barat Daya, Sumba Timur, Sabu Raijua, Rote Ndao, Belu, Timor Tengah Utara, dan Kota Kupang.

Udara Panas yang Melanda RI dalam Beberapa Hari Terakhir Bukan Heatwave, Menurut BMKG

Wilayah yang mengalami HTH ekstrem panjang di NTT semakin meluas dari dasarian sebelumnya hanya sekitar tujuh wilayah.

Ia mengimbau masyarakat di wilayah yang mengalami HTH ekstrem panjang agar meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman bencana kekeringan meteorologis.

Ilustrasi - Hamparan lahan pertanian yang kering saat musim kemarau di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Photo :
  • ANTARA

Kekeringan, kata dia, dapat menimbulkan penurunan ketersediaan air sehingga ia menyarankan para petani agar menanam tanaman yang tidak membutuhkan banyak air agar berpeluang memberikan hasil di musim kemarau.

Selain itu masyarakat juga perlu menghemat penggunaan air bersih agar bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan selama musim kemarau berlangsung.

Adji juga mengimbau masyarakat agar mewaspadai potensi kebakaran hutan dan lahan di tengah kondisi kekeringan dengan melakukan antisipasi berupa menghindari kegiatan yang dapat memicu titik api di area terbuka. (Antara)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya