YLBHI: Gas Air Mata Sebabkan Banyak Korban Jiwa di Kanjuruhan

Kericuhan di Stadion Kanjuruhan Malang, Arema vs Persebaya
Sumber :
  • (Foto AP/Yudha Prabowo)

VIVA Nasional - Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) menyampaikan bela sungkawa atas jatuhnya korban jiwa dan luka-luka dalam tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang. Tragedi itu terjadi setelah pertandingan Arema vs Persebaya selesai pada 1 Oktober 2022.

Jenderal Kopassus di Balik Operasi Rebut Homeyo, Refly Harun Bungkam Irma Nasdem

Tembakkan Gas Air Mata ke Tribun

Ketum YLBHI, Muhammad Isnur, mengatakan kerusuhan di stadion terjadi saat para suporter mulai memasuki lapangan dan ditindak aparat. Dalam video yang beredar luas, YLBHI melihat adanya kekerasan yang dilakukan aparat terhadap para suporter dengan cara memukul dan menendang hingga akhirnya menembakkan gas air mata ke tribun yang masih dipenuhi penonton.

Inkracht! Jaksa Eksekusi 2 Polisi Terkait Tragedi Kanjuruhan

Tidak Sesuai Prosedur

Isnur menjelaskan, penggunaan gas air mata yang tidak sesuai dengan prosedur pengendalian massa itu mengakibatkan suporter di dalam tribun berdesak-desakan mencari pintu keluar.

11 Fakta Stadion Abdullah bin Khalifa, Tempat Semifinal Piala Asia U-23 2024 Indonesia vs Uzbekistan

"Mereka sesak nafas, pingsan dan saling bertabrakan. Hal tersebut, diperparah dengan over kapasitas stadion dan pertandingan big match yang dilakukan pada malam hari," katanya.

Laga Arema FC vs Persebaya berakhir ricuh di Stadion Kanjuruhan Malang.

Photo :
  • twitter

Minta Seluruh Pihak Terkait Lakukan Penyelidikan

Maka dari itu, Isnur meminta agar seluruh pihak terkait melakukan penyelidikan dan evaluasi secara mendalam buntut dari tragedi ini. Sebab, dalam aturan FIFA, penggunaan gas air mata untuk mengamankan massa dalam stadion telah dilarang dalam Stadium Safety and Security Regulation Pasal 19.

Diberitakan sebelumnya, tragedi Kanjuruhan usai laga Persebaya Surabaya versus Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, memakan korban jiwa ratusan orang, dua di antaranya dari pihak Kepolisian RI. Data sementara dari pihak kepolisian, total korban tewas kini sebanyak 129 orang, bertambah dari sebelumnya 127 orang.

"[Jumlah korban] 129 orang,” kata Kepala Polda Jatim Irjen Pol Nico Afinta pada Minggu, 2 Oktober 2022.

Dia menjelaskan, insiden kerusuhan di Stadion Kanjuruhan bermula ketika laga antara Persebaya kontra Arema FC berakhir dengan skor 3-2 untuk Persebaya. Karena jagoannya kalah, suporter kemudian turun dan merangsek masuk ke dalam lapangan untuk meluapkan kekecewaan dan mengejar pemain dan official Arema FC. Tim Persebaya Surabaya buru-buru dievakuasi petugas dengan kendaraan taktis.

Massa semakin anarkis sehingga menyebabkan dua petugas kepolisian meninggal dunia. Kemudian petugas melakukan tembakan gas air mata ke arah massa. Saat itulah massa panik dan mundur hingga terjadi penumpukan orang, sehingga banyak yang pingsan dan terinjak-injak.

"(Pihak) pengamanan melakukan upaya pencegahan dan upaya pengalihan supaya mereka tidak masuk ke lapangan dan mengejar para pemain. Dalam prosesnya itu, dilakukan upaya pencegahan sampai dikeluarkan gas air mata, karena sudah anarkis, mereka menyerang petugas dan merusak mobil dan akhirnya kena gas air mata," ujar Irjen Nico.

"Mereka pergi keluar ke satu titik di pintu keluar, kalau enggak salah itu pintu 10 atau pintu 12. Kemudian terjadi penumpukan, di dalam proses penumpukan itulah terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen, yang oleh tim medis dan tim pergabungan ini dilakukan upaya penolongan yang ada di dalam stadion," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya