Stafsus Presiden Ingin Kebijakan Tepat Agar Kendaraan Listrik Menjamur

Stafsus Presiden Diaz Hendropriyono Dalam Diskusi Kendaraan Listrik
Sumber :

VIVA Nasional – Pemerintah terus mendorong pengunaan kendaraan listrik hingga menjadi 2 juta kendaraan pada 2025 mendatang. Presiden Joko Widodo telah menerbitkan Peraturan Presiden atau Perpres. Untuk itu, kata Staf Khusus Presiden, Diaz Hendropriyono perlu dukungan kebijakan agar target tersebut berjalan dengan cepat.

Elon Musk Kirim Sinyal Belum Tertarik untuk Investasi Tesla di Indonesia

"Misalnya pengurangan pajak, bebas ganjil genap, jadi mendorong dengan kebijakan," ujar Diaz dalam diskusi B20 bertajuk Ready to eMove di Jakarta, Selasa, 4 Oktober 2022.

Kebijakan-kebijakan seperti itu, kata Diaz, adalah yang paling masuk akal. Sehingga bisa mendorong masyarakat untuk migrasi atau berpindah dari kendaraan bahan bakar fosil ke kendaraan listrik. Diaz menilai keinginan untuk masyarakat migrasi jenis kendaraan itu tak bisa hanya dengan imbauan.

Pekan Ini Ada Bebas Ganjil Genap di Jakarta, Catat Tanggalnya

"Kalau kesadaran pakai motor listrik ya susah, harus dengan insentif melalui kebijakan. Enggak bisa hanya bilang peduli soal lingkungan," kata dia.

Sementara Ketua MPR Bambang Soesatyo, menilai memang harus ada kebijakan yang membuat masyarakat bermigrasi seperti yang dikatakan Diaz. Tapi pria yang akrab disapa Bamsoet itu, =ingin ada produksi dalam negeri melalui integrasi bersama.

Ratusan Unit Mobil Listrik Toyota Dipakai Menteri dan Tamu Negara di WWF Bali

Bamsoet yang juga Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) ini memaparkan, hingga saat ini komponen dari kendaraan listrik masih banyak yang diimpor.

"Belum ada langkah terintegrasi, harus ada pengaturan yang jelas, siapa yang ditugaskan membuat baterai, charger juga," katanya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto

Menko Airlangga & CEO Hyundai Bahas Implementasi Jaringan Hidrogen dan Kapasitas Pemasok Lokal

Menko Airlangga mengapresiasi upaya Hyundai yang terlibat aktif dalam berbagai proyek hidrogen secara global, dimulai dari Indonesia dengan Waste-to-Hydrogen.

img_title
VIVA.co.id
20 Mei 2024