Jadi Pembicara di UGM, Jenderal Dudung Bagikan Cara Jadi Pemimpin Idaman

KSAD Jenderal Dudung Abdurachman di UGM, Yogyakarta.
Sumber :
  • Ist dokumen Humas UGM

VIVA Nasional – Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar kuliah umum bagi mahasiswa S2 dan S3 tentang kepemimpinan, Senin, 24 Oktober 2022. Pembicara dalam kuliah umum ini adalah KSAD Jenderal Dudung Abdurachman.

Bank Sumut Gandeng UGM Bangun Pendidikan di Sumatera Utara

Dudung mengatakan, dirinya hadir sebagai pembicara untuk memenuhi undangan dari Rektor UGM Ova Emilia. Dudung menyebutkan, jika pihak UGM meminta untuk memberikan leadership style dalam organisasi TNI.

Jenderal bintang empat ini pun membagikan bagaimana cara menjadi seorang pemimpin yang diidamkan atau diidolakan. Menurutnya, pemimpin harus bisa memberikan keteduhan dan kenyamanan di dalam sebuah organisasi.

Kisah Sertu Onisius, Babinsa TNI AD yang Berhasil Atasi Stunting di Pulau Terluar Dekat Australia

KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman

Photo :
  • Instagram @dudung_abdurachman

"Kemudian di kuliah ini ada S2, S3 yang saya berikan bagaimana ilmu-ilmu menjadi seseorang pemimpin yang bisa diharapkan diidolakan, diidam-idamkan. Sehingga pemimpin itu setiap kehadirannya selalu memberikan keteduhan, kenyamanan," tutur Dudung.

Tekan Emisi Karbon, Kementerian Investasi dan VKTR Hibahkan 3 Bus Listrik ke UGM

Dudung mengungkapkan, dalam sebuah organisasi harus ada kesinambungan antara pemimpin dengan yang dipimpin. Kesinambungan ini akan membuat organisasi menjadi lebih baik.

Dudung menilai ke depan tantangan akan semakin sulit untuk itu diperlukan keterpaduan di dalam sebuah organisasi. Untuk menghadapi tantangan ini dibutuhkan kepemimpinan.

Kampus Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.

Photo :
  • www.ugm.ac.id

"Pemimpin yang hebat adalah yang mengerti bagaimana kondisi anak buahnya," tutur Dudung.

Dudung mengungkapkan, seorang pemimpin dalam mengambil sebuah keputusan atau kebijakan agar selalu mengingat jika kebijakan yang diambil salah akan membawa dampak yang buruk. Untuk itu diperlukan kehati-hatian dalam mengambil keputusan atau kebijakan.

"Saya katakan bahwa apabila kita mengambil satu keputusan dan kebijakan melibatkan eselon terdepan karena keputusan dan kebijakan kalau kita salah akan berdampak buruk. Oleh karenanya apabila kita mau menandatangani apabila kita mengambil suatu keputusan harus bismillah dulu karena salah-salah sengsara," kata Dudung.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya