Soal Tv Digital, Indonesia Dinilai Terlambat

TV analog dan TV digital.
Sumber :
  • Misrohatun Hasanah

VIVA Nasional - Staf Khusus Menkominfo Bidang Komunikasi Politik Philip Gobang menyatakan migrasi dari siaran tv analog ke tv digital atau Analog Switch Off (ASO) merupakan momentum dalam percepatan transformasi digital di Indonesia. Hal itu menjadi sebuah tuntutan zaman sehingga masyarakat harus dapat beradaptasi dengan perubahan-perubahan besar yang terjadi.

Ini Peran Generasi Muda dalam Memanfaatkan Media Digital untuk Promosi Budaya

85 Persen negara di Dunia Sudah Melakukan

Menurut Philip, berbagai negara telah melakukan migrasi dari televisi analog ke televisi digital. Dari catatannya, sudah 85 persen negara-negara di dunia melakukannya.

Kementerian Kominfo Minta Para Pejuang Informasi Perbanyak Konten 3E1N

Ilustrasi menonton televisi.

Photo :
  • Pixabay

“Indonesia dibandingkan dengan beberapa negara tetangga bisa dibilang cukup terlambat, namun presiden ingin mendorong dan memastikan Indonesia juga mengikuti apa yang disebut dengan transformasi digital,” kata Philip melalui keterangan persnya, Rabu, 2 November 2022.

Supaya Bisa Terus Bersaing Industri Makanan dan Minuman Lakukan Hal Ini

Transformasi Digital

Philip menuturkan sesuai dengan arahan presiden, transformasi digital merupakan solusi cepat dan strategis untuk membawa Indonesia menuju masa depan. Namun, transformasi tersebut harus mewujudkan kedaulatan dan kemandirian digital yang menjadi prinsip penting dalam pelaksanaan transformasi digital di Indonesia.

Oleh karena itu, kata dia, migrasi dari televisi analog menuju digital merupakan suatu kebutuhan dari aspek bagaimana kita mesti berdaptasi dengan perkembangan teknologi yang baru.

Geliat inovasi smart TV jelang Analog Switch Off (ASO) pada 2 November mendatang.

Photo :
  • scbd

Teknologi Analog Memakan Ruang Frekuensi

Sementara itu, Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri, Syafrizal ZA, mengatakan teknologi analog bersifat memakan ruang frekuensi yang cukup besar.

“Jatah ruang frekuensi analog jauh lebih besar bila dibandingkan dengan kebutuhan penyaluran teknologi digital. Situasi ini menyebabkan padatnya jagad lalu lintas penyiaran,” kata Syafrizal.

Syafrizal menambahkan ASO dapat menata ulang kerapian penggunaan spektrum dan pemanfaatan sumber daya frekuensi sehingga tersedia ruang frekuensi bagi perluasan dan percepatan internet di Indonesia.

“Sinyal digital akan mampu meng-cover seluruh wilayah Indonesia. Tidak ada lagi blankspot, maka akan mempercepat arus informasi,” katanya lagi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya