Aparat Datangi Wenshi Urip Pria yang Hidup Kembali dari Peti Mati, Ada Apa?
- VIVA/Muhammad AR
VIVA Nasional – Suasana kediaman US (40 tahun) Ws (wenshi Urip) tokoh pemuka agama Kongkhucu yang viral dikabarkan hidup kembali dalam peti mati didatangi aparat Kecamatan dan Kepolisian, Selasa 15 November 2022. Di rumah tersebut hanya ada keponakannya seorang diri yang diminta untuk menjaga rumah.
Pantauan di lokasi, di Perumahan Ambar 2, Desa Mekarsari, Kecamatan Rancabungur didatangi pihak Kepolisian Polres Bogor, Kapolres Bogor, AKBP Iman Imanuddin, Kapolsek Rancabungur AKP Tatang Hidayat, Camat Rancabungur, Dita Aprillia, dan Kepala Desa Mekarsari Sopwanudin.
Rumah tersebut tampak sepi. Dan saat didatangi petugas, hanya ada keponakan Ws Urip bernama Vico. Camat menanyakan kondisi saat ini.
Baca juga: Pagi-pagi Anies Ajak Gibran Sarapan di Hotel, Ada Apa?
"Kami ingin tanya ke kerabat terkait pemberitaan pak Urip," tanya Camat.
Kepada wartawan Vico menuturkan saat ini pamannya sedang dirawat di RSUD didampingi istrinya, Liana. "Saya kurang tahu juga saya, saya datang Jumat malam, saya tidak ikut masuk (pas melihat sudah bernafas). Sekarang masih di rumah sakit. Kondisinya kurang tahu, peti nya masih di sini," kata Vico diwawancarai di rumah Ws Urip.
Vico mengatakan, pamannya Ws Urip merupakan pemuka agama Konghucu. Saat tubuh pamannya dalam peti mati tiba sudah banyak saudara dan pelayat.
Pria di Bogor sudah dinyatakan meninggal ternyata masih hidup
- Instagram @say.viideo
"Jadi memang banyak yang ke sini beliau kan pemuka agama. Hanya keluarga yang boleh masuk," katanya.
Sebelumnya, Pihak RSUD Kota Bogor mengungkap kondisi pasien US (40 tahun) yang dibawa ke rumah sakit usai dikabarkan meninggal dalam kondisi susah dipetikan. Menurut pihak rumah sakit kondisinya bukan meninggal dunia melainkan kekurangan oksigen.
Satu Jenazah Korban Banjir Bandang di Agam Ditemukan 5 Km dari Lokasi Bencana
Seorang korban banjir lahar dingin di Kabupaten Agam, Sumatra Barat, ditemukan dalam kondisi meninggal. Jasad korban ditemukan sejauh 5 kilometer dari sumber bencana.
