Banjir di Sepaku Dipicu Pembangunan IKN? Begini Penjelasannya

- ANTARA/Novi Abdi-Bagus Purwa.
VIVA Nasional – Banjir yang terjadi di daerah Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, menjadi pembahasan setelah pemerintah memutuskan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, dipindahkan ke wilayah tersebut. Benarkan banjir itu karena pembangunan IKN?
Ketua Gerakan Putera Asli Kalimantan (Gepak Kuning) Suriansyah menegaskan bahwa yang menyebutkan banjir di Sepaku, Penajam Paser Utara, sebagai dampak dari pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) adalah yang tidak paham geografis atau kondisi alam Kalimantan.
“Mereka cari panggung, yang ujung-ujungnya cari perhatian untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya,” kata Prof, panggilan akrab Suriansyah, di Balikpapan, Minggu, dikutip dari Antara.
Pembangunan jalan lingkar sepaku yang menjadi konektivitas menuju IKN.
- Dok. PUPR
Permukiman di Kalimantan umumnya dibangun di sepanjang daerah aliran sungai atau di lahan basah, di kawasan rawa-rawa, atau dekat rawa-rawa. Ini berlaku mulai dari pemukiman Orang Banjar yang banyak di pesisir atau muara sungai, hingga kampung-kampung Orang Dayak di bagian hulu sungai.
Hal tersebut utamanya untuk memudahkan akses. Karena, dulu sungai, danau, dan rawa merupakan sarana transportasi. Orang bepergian dengan perahu.
Dengan pemahaman orang dulu akan alam dan lingkungan, termasuk sosial budayanya, mereka kemudian membangun rumah panggung, bukan rumah di atas tanah begitu saja. Ketinggian lantai rumah dari permukaan tanah bisa 4 hingga 8 meter, sebagai antisipasi mulai dari banjir, binatang buas, hingga serangan musuh.