Viral, Dokter Ning Didiskriminasi Oleh IDI Usai Bahas RUU Kesehatan dengan Menkes

Pertemuan Menkes Budi Gunadi Sadikin dengan Dokter Ning dan sejumlah influencer
Sumber :
  • Tangkapan layar instagram @drningz

VIVA Nasional – Baru-baru ini viral di media sosial mengenai cerita seorang Dokter spesialis penyakit dalam bernama RA Adaninggar Primadia Nariswari atau akrab disapa Dokter Ning yang mendapat diskriminasi dari sejumlah Anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) usai membahas Rancangan Undang-undang (RUU) Kesehatan dengan Menkes Budi Gunadi Sadikin.

Arab Saudi Gandeng Bill Gates Berikan Vaksin Polio pada Jemaah Haji

Dalam akun instagramnya, Ning mengunggah sejumlah foto adanya diskriminasi yang diterimanya di aplikasi pesan singkat Whatsapp. Ning menceritakan bahwa dirinya memiliki sudut pandang yang berbeda dengan IDI soal adanya wacana RUU Kesehatan.

"Maafkan para followersku yang bertanya kenapa akhir-akhir ini status story IG isinya marah-marah melulu. Jadi gini guys ceritanya. Di circle dunia kedokteran sedang rame banget pro dan kontra tentang RUU Kesehatan Omnibus Law," kata Ning, dalam akun instagramnya @drningz yang dikutip Selasa, 18 April 2023.

Gelombang Cuaca Luar Biasa Panas Melanda Asia Selatan dan Tenggara

"Sebagai dokter yang ga mudah begitu saja ikut arus, sejak awal saya netral sambil mengikuti dan mempelajari perspektif dokter dan pemerintah," tambahnya.

Dokter Ning mendapat diskriminasi usai diskusikan RUU Kesehatan dengan Menkes

Photo :
  • Tangkapan layar instagram @drningz
Kesehatan Makin Memburuk, Istana Buckingham Perbarui Rencana Pemakaman Raja Charles III

Ning menceritakan bahwa masalah itu berawal saat dirinya dan sejumlah influencer lainnya diundang oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada tanggal 6 April 2023. Ning hadir secara personal dan bukan membawa nama organisasi serta undangan itu juga murni untuk silaturahmi bukan secara khusus untuk membahas RUU Kesehatan.

"Tapi karena topik hangat, pastilah akhirnya membahas itu juga. Sebenarnya kesempatan banget karena kami bisa membawa suara keresahan kami terkait RUU ini. Alhasil, kami lega dengan semua penjelasan yang diberikan Pak Menkes & kami sepakat akan terus memberikan masukan supaya RUU ini menjadi lebih baik," kata Ning

Namun setelah peristiwa pertemuan dengan Menkes itu, Ning mengaku mendapatkan diskriminasi dari berbagai platform media sosial. Bahkan, Ning juga dicap pengkhianat oleh para Anggota IDI.

"Tapi tidak disangka, mulai besoknya sampai sekarang saya mendapatkan diskriminasi dari IDI. Ditegur senior sih biasa, yang lebih parah adalah diserang secara personal di medsos, di WA grup, dan dituduh pengkhianat. Berbeda pendapat bahkan hanya memberi autokritik demi kebaikan malah dibully & diperlakukan seperti penjahat. Pokoknya harus nolak RUU no excuse," kata Ning

Ning mengungkapkan, di internal IDI, tegas menolak adanya RUU Kesehatan ini. Bahkan jika ada anggota IDI yang menerima RUU Kesehatan tersebut dengan sejumlah catatan, biaa dianggap sebagai musuh.

Hal tersebut menurut Ning sudah tidak sehat lagi, karena banyak Dokter yang sebenarnya ingin berpendapat dan memberi masukan tetapi takut karena sikap IDI yang dinilai antikritik. Karena hal tersebut, Ning secara tegas menyatakan mengundurkan diri dari kepengurusan IDI.

"Kebetulan saya pengurus IDI. Saya pilih langsung bersikap yaitu mengundurkan diri sebagai pengurus IDI. Ini murni sikap saya karena saya melihat suasana di dalam IDI yang sangat tidak sehat, feodalisme, antikritik, & tidak bisa mengakomodir kebebasan berpendapat. Banyak dokter yang ingin berdiskusi & bertanya tapi takut berbicara," kata Ning

Ilustrasi dokter/rumah sakit.

Photo :
  • Freepik

Ning juga mengatakan dirinya adalah orang yang memegang teguh prinsip. Meskipun telah keluar dari kepengurusan IDI, Ning tetap mendoakan IDI lebih baik lagi kedepannya.

"Semoga @ikatandokterindonesia jadi lebih baik ke depannya. Carilah informasi berimbang, jangan mudah diprovokasi oleh pihak manapun. Hargai perbedaan. Hormati orang lain bila kita ingin dihormati juga. Jangan melakukan hal ke orang lain yang kita tidak ingin orang lain lakukan ke diri kita," kata Ning

"Saya mendukung penuh perubahan yang lebih baik untuk sistem kedokteran & kesehatan Indonesia," tutupnya.

Mengenai hal ini, VIVA telah mencoba mengkonfirmasi kepada Ketua Umum PB IDI M. Adib Khumaidi, namun hingga berita ini ditulis, Ketum PB IDI 2022-2025 itu belum memberikan respon.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya