- VIVA/ Nur Faishal
VIVA Nasional – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, melakukan pengecekan angkutan lebaran selama 2 hari di Kabupaten Sidoarjo dan Surabaya, Jawa Timur, pada Selasa-Rabu, 18-19 April 2023.
Menurut Kapolri, hingga Rabu ini, khusus untuk angkutan Lebaran 1444 Hijriah melalui jalur laut, sudah mengalami peningkatan jumlah penumpang hingga 10-15 %.
Di Sidoarjo, Kapolri memantau kegiatan angkutan Lebaran di Terminal Purabaya, Bungurasih, Kecamatan Waru, Sidoarjo, pada Selasa malam kemarin. Sementara di Surabaya, Kapolri bersama Menteri Perhubungan atau Menhub Budi Karya Sumadi, memantau angkutan mudik di Pelabuhan Tanjung Perak.
Jenderal Sigit menjelaskan, secara umum pelabuhan-pelabuhan yang ada di Jawa Timur dinyatakan siap untuk melayani para pemudik di momen Lebaran tahun ini.
Berdasarkan pantauan dan data yang ia peroleh, jumlah penumpang kapal laut sudah mengalami peningkatan.
“Ada peningkatan jumlah pemudik antara 10 sampai 15 persen (dibandingkan Lebaran tahun lalu),” katanya.
Di Jatim, ada 2 pelabuhan besar yang menghubungkan antarpulau jauh. Yakni Pelabuhan Tanjung Perak dan Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, menuju Bali. Para pemudik yang menggunakan moda transportasi kapal laut didominasi tujuan Makassar, Kalimantan, dan Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Secara umum, lanjut Kapolri, para pemudik di 2 pelabuhan besar itu sudah terlayani dengan baik. Jumlah armadanya juga tersedia dan laik berlayar.
“Saya pesan anggota yang bertugas terus bersinergi melakukan pelayanan karena jumlah pemudiknya meningkat,” ujar Sigit.
Di tempat yang sama, Menhub Budi Karya Sumadi, mengatakan selain di Pelabuhan Tanjung Perak dan penyeberangan Jawa-Bali, pihaknya juga memastikan pelayanan di pelabuhan-pelabuhan yang menghubungkan antarpulau di Jatim juga disiapkan. Di antaranya di Pelabuhan Kalianget, Sumenep, Madura.
Di kabupaten paling ujung timur Madura itu, Kemenhub mengirim armada tambahan untuk melayani pemudik yang akan berlebaran di pulau-pulau jauh di kabupaten tersebut.
“Kami telah menambah kapal negara untuk mengangkut (pemudik),” katanya.
Santri di Lamongan Diduga Diikat dan Dibanting, Begini Faktanya
Seorang santri berinisial AKA (13 tahun) yang belajar di Pondok Pesantren Mathol’ul Anwar, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, diduga menjadi korban penganiayaan 3 temannya.
