Iriana Jokowi Kenalkan Keindahan Labuan Bajo ke Pendamping Pemimpin ASEAN di KTT ke-42
- Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
VIVA Nasional - Ibu Negara Iriana Jokowi, menggelar jamuan minum teh bersama para pendamping pemimpin ASEAN di sela-sela perhelatan KTT ke-42, di lantai 2 Puncak Waringin, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Rabu, 10 Mei 2023.
Dalam sambutannya, Iriana mengapresiasi kehadiran para pendamping pemimpin ASEAN di Labuan Bajo. Ibu Negara meyakini bahwa para pendamping pemimpin ASEAN dapat merasakan keindahan alam Labuan Bajo.
Iriana menjelaskan, bahwa Labuan Bajo ini pintu untuk menuju Pulau Komodo, yang merupakan habitat binatang asli Indonesia dan satu-satunya di dunia yakni komodo. Jelas dia, komodo merupakan spesies biawak besar yang dapat memiliki berat hingga 160 kilogram dan panjang hingga 3 meter.
"Itu kalau dekat juga bahaya sekali, tapi bisa kalau menginginkan bisa melihat nanti," ujarnya.
Selain itu, Iriana juga menjelaskan kegunaan Puncak Waringin yang dijadikan sebagai tempat pelaksanaan program pendamping KTT ke-42 ASEAN, dimana saat ini Keketuaan dipegang Indonesia. Kata dia, Puncak Waringin akan dijadikan sebagai creative hub bagi para pelaku ekonomi kreatif di NTT.
"Tempat ini akan dikembangkan sebagai creative hub, pusat kegiatan ekonomi kreatif berbasis budaya," jelas dia.
Disamping itu, Iriana juga mengajak pendamping pemimpin ASEAN untuk melihat sejumlah aktivitas berbasis budaya. Diantaranya adalah tarian Dundundake, permainan tradisional Rangku Alu, hingga persembahan sejumlah lagu daerah NTT.
Termasuk, mengajak para pendamping pemimpin ASEAN menuju lantai 2 Puncak Waringin. Di sana, para pendamping pemimpin ASEAN diajak Iriana untuk melihat sejumlah produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) NTT. Mulai dari kerajinan tangan hingga makanan khas NTT.
Dalam pertemuan tersebut, Iriana menyambut langsung kedatangan para pendamping pemimpin ASEAN. Mulai dari Bun Rany Hun Sen dari Kamboja, Vandara Siphandone dari Laos, Wan Azizah Wan Ismail dari Malaysia, Louise Araneta Marcos dari Filipina, dan Ho Ching dari Singapura.