Gubernur NTT Victor Laiskodat Dikecam Usai Mengolok-olok Orang Miskin

Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Laiskodat
Sumber :
  • Jo Kenaru

NTT –  Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Laiskodat kembali mengeluarkan pernyataan kontroversial. Kali ini dia menyinggung ciri khas orang miskin dilihat dari porsi makan. Piring nasi orang miskin kata Viktor, lebih banyak nasi ketimbang lauk.

Daftar Harga Pangan 25 April 2024: Bawang Merah hingga Daging Sapi Naik

Demikian hal itu disampaikan pada peringatan hari ulang tahun kedua Badan Pangan Nasional (Bapanas) di Kupang NTT Sabtu, 12 Agustus 2023. 

Di depan Kepala Bapanas Arief Prasetyo dan para hadirin, pria 58 tahun itu mengatakan, membedakan orang miskin dan kaya cukup dinilai di meja makan. Orang miskin menurutnya ambil nasi lebih banyak daripada lauk. Sementara piring orang kaya banyak protein seperti daging dan telur.

Kembangkan Produk Urea dan Amonia, Pupuk Indonesia Gandeng BUMN Brunei BFI

Dalam video yang lagi viral, Gubernur yang menerapkan aturan masuk sekolah jam 5 pagi itu mencibir cara makan orang miskin setelah nasi di piring habis baru mengunyah daging.

"Jadi Pak Arief, nanti Pak Arief mesti kampanye begini harusnya manusia itu makan makin kaya dia makan karbohidratnya sedikit. Ciri khas manusia kaya itu lihat di tempat makan kalau nasinya ambil banyak itu orang miskin itu. Tapi kalau proteinnya banyak ha itu orang kaya itu," ujar Laiskodat.

Daftar Harga Pangan 23 April 2024: Daging Sapi hingga Telur Ayam Turun

Gubernur memuji potensi pangan di NTT yang berlimpah tapi tidak dikelola dengan baik. Namun dalam pidatonya yang berapai-apinya itu, Laiskodat menumpahkan kesalahan mengurus NTT pada pemimpin di NTT. Entah ingin mengeritik siapa, namun kemiskinan di NTT menurutnya akibat  'salah urus' dan 'ketololan' pemimpin di NTT.

Politikus Nasdem Victor Laiskodat

Photo :
  • partainasdem.id

"Saya selalu bilang, bukan ini provinsi miskin tapi kekayaannya belum dikerjakan. Karena itu dia  belum kaya, bukan dia (NTT) miskin. Ya kenapa belum dikerjakan? Karena pemimpinnya tolol," kata Viktor.

Menambah narasi dia tentang kemiskinan di NTT yang dipelesetkan dengan "makan asal kenyang" itu bahwa salah satu ciri kemiskinan di NTT yakni selalu meributkan pangan.

"Jadi cara pangan kita pangan kita harus didorong protein jangan kita dorong karbohidrat. Masih ribut beras itu artinya kita masih miskin. Itu ciri khas orang miskin, itu makan nasi banyak lauknya dua aja, sambil cium makan lagi, makan nasi putih cium, makan lagi nasi putih, nanti sudah terakhir baru ikan yang masuk sambal, nasi yang terakhir nah itu ciri khas orang miskin. Coba aja kalau lihat orang-orang yang mau makan nasinya setumpuk begini lauknya dikit ha itu manusia- manusia miskin itu," sindir Viktor Laiskodat.

Diapun mengajak semua pihak untuk menerapkan pola makan seimbang yang tidak melulu beras tapi membiasakan diri mengonsumsi protein yang ada seperti ikan teri dan kelor.

"Tapi kalau ke depan kita mau maju, tidak boleh, tidak perlu karbohidrat tidak ada. Maka kalau kita ke restoran Chinese cara makannya itu pelan-pelan semua protein semua pertama kedua ketiga sudah kita kenyang baru datang yang terakhir karbohidrat mengapa supaya kamu jangan gendut, nah begitu pesannya karena kalau karbohidrat itu bikin ngantuk gula darah semuanya bermasalah itulah karbohidrat karena itu saya ingin badan pangan nasional mulai mengampanyekan makan protein dengan porsi yang banyak," imbuhnya.

"Kita memiliki semuanya. Termasuk ikan teri yang selama ini kita anggap sepele, ternyata kandungan proteinnya tinggi. Pangan itu mengatur generasi masa depan. Kalau saya makannya kelor karena kelor itu salah satu pohon ajaib di dunia," tutup Viktor.

Laiskodat Dikecam

Lantaran ucapannya itu, Viktor dicerca. Mengasosiasikan cara makan dengan kemiskinan dinilai sebagai bentuk pelecehan terhadap masyarakat miskin.

"Ini mencerminkan Gubernur NTT gagal dan tidak berjiwa pemimpin. Kemiskinan mestinya dia entaskan dengan program-program cerdas bukan malah diejek. Ciri pemimpin yang baik dan bermutu adalah dia turut merasakan dan berempati pada kondisi masyarakat yang dia pimpin," ujar pegiat LSM Doni Parera di Labuan Bajo Rabu, 16 Agustus 2023.

Selain itu, label kemiskinan dan kemelaratan di NTT tidak seharusnya menjadi bahan olok-olokan apalagi diucapakan oleh seorang gubernur. Sebaliknya gubernur yang memegang tampuk pimpinan wajib bekerja keras memerdekakan masyarakat NTT dari keterbelakangan. 

"Pemimpin yang baik itu mampu menempatkan diri pada kondisi orang miskin, dengan segala kekuranganya. Sangat tidak bermutu ketika satu kondisi ketidakberuntungan ekonomi malah jadi bahan olok-olok dari pemimpin yang tugas utamanya selesaikan kondisi ketidakberuntungan itu," kritik Doni Parera.

Gubernur Sakit Jiwa

Terpisah, Ketua Lembaga Pengkaji Peneliti Demokrasi Masyarakat (LPPDM) Marsel Ahang menganggap Viktor Laiskodat merupakan gubernur sakit lantaran selalu mengeluarkan pernyataan kontroversial.

"Sulit sekali mengukur ketulusan Laiskodat selama dia meminpin NTT. Bukannya memerangi kemiskinan di NTT malah mencandai kemiskinan itu. Dia ini pemimpin yang sakit. Sama dengan sakit jiwanya dia ( Laiskodat), selama tak diobati ya tetap sakit dia. Begitu juga kemiskinan semakin dipercandakan maka kemiskinan makin akrab dengan  masyarakat miskin kenapa? Karena tak ada narasi yang memotivasi tak ada konsep mengentas kemiskinan itu," sebut Marsel Ahang.

"Aneh ya ketika dalam video yang sama dia juga mengatai pemimpin di NTT yang tolol karena tidak bisa mengelola potensi pangan yang berlimpah. Lantas siapa yang tolol itu, sendiri atau siapa pak. Dasar sakit," tekan Ahang.

Banyaknya kecaman menyusul pernyataan satire Laiskodat yang terkesan mengolok cara makan orang miskin tak ditanggapi pihak Pemprov NTT. 

Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda NTT, Prisilia Parera selaku Humas Pemprov NTT tidak merespons ketika dimintai tanggapan soal cercaan terhadap Gubernur Viktor Laiskodat di media sosial akibat pernyataan sarkas tersebut.

Laporan: Jo Kenaru/ NTT

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya